Sunday 12 May 2024

Nostalgia di Taman Slamet


    Sebuah jalan, seperti halnya sebuah tempat, selalu menyimpan cerita bagi yang melewatinya. Jalan Taman Slamet
Taman Slamet bagiku dan bagi sebagian alumni SMPN 1 Malang tentu memiliki cerita tersendiri. Tak terasa, ternyata sudah 20 tahun yang lalu aku melewati jalan ini untuk pergi dan pulang sekolah. Kini, jalan kenangan tersebut tak lagi sama seperti dulu. Tentu ada banyak hal yang berubah, suasananya, fasilitasnya, bangunan di sekitarnya. Namun demikian, sebagai jalan kenangan, cerita yang tersimpan di ingatan masih melekat sama. 


Taman Slamet 20 Tahun yang Lalu

Saat itu sekitar tahun 2003-2006, setiap hari aku melewati jalan ini. Saat berangkat kadang dengan berjalan kaki dengan sahabatku atau diantar naik motor saat waktu berangkat mepet jam masuk sekolah. Saat itu, belum banyak orang melewati jalan ini. Hanya orang-orang yang berolahraga seperti jalan kaki, jogging, atau bersepeda. Rumah-rumah yang ada di area tersebut juga jarang terlihat penghuninya, mungkin mereka juga sudah berangkat bekerja atau bersekolah. Saat itu area taman hanya taman biasa dengan rerumputan, yang ditumbuhi pohon dan bunga. Suara kicauan burung-burung juga kerap kali terdengar. Bila cuaca cerah, rasanya bisa meningkatkan mood kami untuk pergi ke sekolah. Kendaraan yang lewat pun tak banyak. Hanya ada beberapa motor dan mobil yang mengambil jalan pintas. Syahdu dan cenderung sepi. Namun demikian, aku pernah mengalami hal yang membuatku takut saat melintasi jalan yang sepi itu sendirian, yaitu munculnya eksibisionis. Mereka sering berkeliaran dan menakuti anak-anak sekolah yang melintas. Oleh karena itu, saat pulang sekolah aku melewati jalan tersebut bersama dengan teman-temanku yang naik angkot di jalan Kawi. Kami mengobrol banyak hal, bercanda, makan jajan, kadang iseng mengunduh buah kersen yang tumbuh di taman tersebut, atau membaca tulisan-tulisan lucu di jalan. Jadi, saat itu karena memang belum ada sosial media, jalan aspal tersebut telah menjadi sosial media kami untuk update soal gosip antar siswa. Misalnya, ada nama-nama anak-anak populer di sekolah yang tertulis di jalan tersebut menggunakan tipe-x lalu diberi tanda “love”, atau ada nama ekskul yang berseteru dengan ekskul lainnya, semacam “comment war.” Sebagai anak yang tidak populer kami kadang cekikikan membaca tulisan-tulisan tersebut. Lalu saat pihak sekolah mengetahuinya, tulisan dengan tipe-x tersebut dibersihkan, entah dengan apa, mungkin dicat. Yah..jadi nggak bisa memantau gosip di sekolah lagi deh. hehehe. 


Taman Slamet Kini 

Suasana di area Taman Slamet kini menjadi lebih ramai. Dengan adanya Rumah Sakit Ibu dan Anak PuriRumah Sakit Ibu dan Anak Puri dan Melati Husada, semakin banyak orang-orang yang melintasi jalan tersebut. Mobil-mobil juga banyak yang diparkir di sepanjang tepi jalan. Selain itu, kini di hari tertentu terutama weekend, banyak aktivitas dari berbagai komunitas yang diadakan di situ. Tentu juga karena renovasi taman, sejak beberapa tahun yang lalu bagian tengah taman diberi jalan sebagai tempat beraktivitas. Contohnya ada senam lansia di pagi hari, lapak literasi @sabtumembaca yang menyediakan buku-buku bacaan bagi pengunjung di hari Sabtu pagi, dan keluarga yang berjalan-jalan menghabiskan waktu di akhir pekan. Tentu saja hal ini menjadi kesempatan bagi para pedagang kaki lima. Ada aneka makanan dan minuman, seperti soto daging Pak Markeso yang melegenda dan tak pernah sepi, sate, tahwa, siomay, crepes, tahu  campur, es dawet, es kopi, cilok, dan tak ketinggalan penjual balon karakter yang selalu berhasil menarik perhatian anak-anak untuk membelinya.  Saat ini juga telah disediakan toilet di tengah taman. Beberapa rumah juga ada yang memiliki toko, menjadi semacam lembaga pendidikan, rumah sakit, sehingga tidak murni sebagai rumah tinggal saja. Sayangnya untuk orang-orang yang akan jogging atau jalan kaki mengitari taman, saat iini agak sulit karena banyaknya mobil, sepeda motor, yang diparkir di tepi jalanan. Wah..rasanya jalan pagi ke Taman Slamet terasa menyenangkan sekaligus mengenyangkan. 








Jalan Kenangan akan selalu menjadi memori yang sangat menyenangkan jika diingat kembali. Seiring dengan berkembangnya zaman, akan ada banyak perubahan dan kemajuan. Semoga dengan semakin baiknya fasilitas umum, semakin baik pula pemahaman masyarakat untuk turut menjaga kebersihan, keamanan, dan tentu kenyamanan bersama. 


Kira-kira 20 tahun lagi akan bagaimana lagi ya suasana di Taman Slamet? 

1 comment:

  1. Ahhh jadi nostalgia. Makasih Anna tulisannya..

    ReplyDelete