Sunday 22 October 2023

Dari Kenangan Menuju Angan

     Menceritakan tentang kenangan, ternyata mengingatkanku akan momen di masa remaja dan kuliah yang aku rindukan ketika telah menjadi dewasa. Momen tersebut adalah saat aku harus terlibat dalam drama. Weittsss....bukan drama kehidupan ya seperti hari-hari ini hehehe..melainkan suatu project drama atau teater. Ternyata walaupun aku dulu dikenal sebagai anak yang pemalu untuk tampil di depan umum, ketika menjadi pemain dalam drama aku bisa enjoy menjalaninya. Sebuah passion ? Entahlah. Aku hanya mencoba untuk membuat kisah agar masa-masa remajaku lebih berwarna.

Drama musikal


Drama Bahasa Indonesia Seragam Putih Biru

    Berawal dari tugas bahasa Indonesia saat kelas 1 SMP untuk membuat sebuah penampilan drama secara berkelompok, aku dan teman-temanku membuat cerita modifikasi tentang cinderella yang tak berakhir dengan happily ever after. Lucu banget sih kalau diingat-ingat karena dikolaborasikan dengan tokoh jinny oh jinny yang berbadan gendut dan ghost buster si pemburu hantu. Saat itu kelompok kami mendapat coaching dari kakak mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Awalnya aku lupa mendapat peran sebagai apa, yang jelas bukan peran utama. Namun saat berlatih beliau meminta agar aku bertukar peran dengan temanku sebagai pemeran utama, si cinderella. Saat itulah rasanya awal mula aku merasa tertantang dan mencoba untuk pertama kali break my unconfident side. Berkat kerja sama dan kekompakan dalam kelompok kami, akhirnya we made it! 
    Setelah itu di kelas 2 SMP, kami mendapat tugas seni budaya untuk drama tari. Dengan dialog yang direkam dengan kaset dan tape recorder, kami tak hanya memainkan peran saja, tetapi juga harus menari. Lagi-lagi sebuah PR besar bagi seorang remaja yang tidak menyukai spotlight meskipun hanya ditonton oleh teman sekelas. Siapa sangka, dari kenangan masa remaja itu membuatku memiliki angan lain, yakni menjadi pengisi suara. 

Drama Bahasa Inggris Seragam Putih Abu-Abu

    Kali ini project drama yang aku perankan bukan sebagai tugas mata pelajaran, tetapi sebagai bagian dari english club, ekskul yang aku ikuti saat SMA. Sebagai anak baru dalam club tersebut kami harus menampilkan sebuah drama untuk inauguration event. Wow! Tantangan baru lagi nih buatku, apalagi saat itu aku harus memainkan karakter yang sedikit antagonis. Sulit banget, pikirku saat itu, meskipun untuk dialog kami juga masih merekamnya dengan tape recorder. Namun syukurlah partner peranku saat itu adalah anak yang sangat dramatis hahaha..bahkan dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya membuatku lebih mudah untuk memainkan peranku. Latihan drama sendiri ternyata juga membuat drama karena masalah jadwal, ada yang hadir atau tidak, lelah karena sepulang sekolah, dan lain-lain. Namun ternyata semua terbayar saat selesai tampil, kami mendapat big applause dan selamat dari pembina dan para undangan yang hadir. 
    Selain drama bahasa inggris, ternyata ada juga project drama pentas akhir tahun di sekolah. Berbekal pengalaman sebelumnya, kami membuat drama rekaman dalam bahasa indonesia dengan mengangkat isu yang saat itu sedang ramai tentang banjir. Dengan sedikit tampilan tari sederhana, kelas kami tampil setelah hujan reda di sore hari. Itulah kenangan performance terakhirku bersama sahabat kelas bahasa yang semua personilnya adalah remaja putri. 

Drama Bahasa Prancis di Bangku Kuliah

    Kegilaan apa lagi yang aku coba saat seniorku menawari untuk ikut bermain dalam drama berbahasa prancis. Sebagai maba saat itu, tentu aku masih sangat awam dengan teater bahasa prancis, ya walaupun saat SMA aku sudah mendapat pelajaran bahasa Prancis tentu berbeda dengan saat harus tampil dalam drama. Namun ternyata dari sinilah aku akhirnya mendapatkan banyak ilmu dan teori dalam teater karena seniorku adalah pemain teater di kampus. Mulai latihan pernapasan, intonasi, artikulasi, gesture, dan pendalaman karakter. Seru banget! Sepulang kuliah aku harus latihan dan anehnya hal tersebut membuatku lebih bersemangat dalam menjalani kuliah. Peranku sebagai seorang ibu yang menangis karena kehilangan anak yang kemudian marah dituangkan dalam suasana pemberontakan revolusi prancis. Sangat emosional dan kami harus menyanyi juga dengan suaraku yang seadanya ini. 
    Selanjutnya aku terlibat lagi dalam drama, kali ini drama musikal. Lebih ambisius lagi karena ini merupakan project dari dosen kami dari Prancis yang ingin menyajikan perpaduan budaya antara orang Indonesia dan Prancis. Mengangkat tema tentang shock culture, toleransi, persatuan dalam keragaman, kerja keras meraih impian, yang dimainkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Prancis. Kali ini tak ada ada rekaman dialog, sehingga kami harus benar-benar berakting dengan suara lantang, menyanyi dan menari. Sangat challenging! Latihan berbulan-bulan dan hampir gagal tampil karena berbagai faktor, akhirnya dengan semangat anak muda kami tetap nekat. BRAVO!!!
    Menjelang akhir masa kuliah, ternyata perdramaan ini belum juga berakhir. Kami mendapat project untuk membuat film sebagai project Kajian Sinema dan membuat drama live sebagai project Kajian Drama. Selain sebagai pemeran saat itu aku juga didapuk menjadi script writer. Double gaji ini kalau dibayar hahaha. 

Angan Yang Teralisasi

    10 tahun berlalu, kenangan bermain drama tetap menjadi kenangan. Kesibukan sebagai pengajar, istri dan ibu membuat aku terjebak dalam lingkaran rutinitas drama kehidupan. Hingga kemudian aku tergabung dengan komunitas Read Aloud Malang Raya. Aku sering membacakan buku anak-anak untuk anakku. Dia sangat suka saat dibacakan buku. Dalam membacakan buku, tentu harus ada intonasi dan membedakan tokoh yang satu dengan yang lain. Aku pun juga merasa senang dengan aktivitas ini . Apalagi melihat kawan-kawanku yang sudah profesional. Anak-anak dan para orang tua juga merasa terhibur.

    Suatu hari, komunitas Semut Merah Kaizen yang aku ikuti mengadakan casting untuk audio drama. Aku pun iseng-iseng ikut mengirimkan sample rekaman. Nothing to loose lah...sebagai pengalaman juga karena aku pernah punya angan sebagai pengisi suara film kartun hehehe. Tak disangka ternyata aku lolos menjadi salah satu pemeran audio drama yang berjudul "Menemukan Nyala." Deg-degan, challenging sekaligus nostalgic karena mengenang masa-masa bermain drama dulu. Di pertemuan perdana, aku sangat senang karena bertemu dengan para anggota tim yang super keren. Aku pasti akan sangat banyak belajar dari mereka. Bismillah semoga proses produksi audio drama ini berjalan dengan lancar dan sukses. Mengingat kami berada di kota yang berbeda-beda, thanks to internet and technology kami bisa berkolaborasi. Insya Allah audio drama ini akan tayang tahun depan di podcast SMK. Can't wait! 

First meeting audio drama


No comments:

Post a Comment