Thursday 31 August 2023

Menjelajah Kampung Kayutangan Heritage

 Bulan Agustus ini, IP Malang Raya berkolaborasi dengan Jelajah Malang @jelajahmalang_ mengadakan walking tour ke kampung Kayutangan. Minggu, 13 Agustus 2023 pagi, para peserta yang merupakan member IP Malang Raya beserta keluarga dan juga non member berkumpul di depan Kopi Lonceng di kawasan jalan raya kayu tangan. Sekitar 25 orang yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak, dengan antusias mendengarkan arahan dan penjelasan dari Pak Eko selaku story teller dari komunitas jelajah Malang. Beliau bercerita dimulai dari pertokoan kayu tangan seperti kopi lonceng, bank BNI, kopi kawisari, Lafayette, di masa lalu dan masa kini. Yang menarik, Lafayette dulunya dikenal dengan rajabali yang merupakan singkatan dari dua orang pemilik toko buku yang berasal dari Arab, Rajab dan Ali. Kami berfoto di perempatan rajabali bagai turis di kota sendiri. Kapan lagi kan jika tidak karena ikut walking tour begini?




Berikutnya kami lanjutkan memasuki gang kecil di deretan pertokoan bakso Cak Toha. Setelah menuruni undak-undakan, sampailah kami di jembatan kecil. Di sini peserta harus mengambil foto keluarga yang dikirimkan ke grup sebagai misi dari walking tour ini. Kami menyusuri tepi sungai dan menerobos lorong waktu, istilah yang kami gunakan untuk lorong di bawah jembatan yang di atasnya adalah jalan raya yang biasanya kami lewati. Aku sendiri baru menyadari. Wah..wah..seru banget.

Kami melewati rumah-rumah warga dan berhenti di pos ke-2 yaitu Pasar Talun. Di Pasar krempyeng ini, peserta juga harus mengambil foto keluarga. Beberapa pedagang masih ada yang berjualan tetapi tidak terlalu banyak. Itulah mengapa dinamakan pasar krempyeng, pyeng...pyeng..pyeng kukut! Hehehe.

Setelah itu kami sampai di rumah jengki. Oh ya sebelum memulai tour, Mbak Laili dari Jelajah Malang juga membagikan kartu pos dengan foto-foto jadul beberapa ikon di kampung ini. Seperti rumah jengki ini, galeri nyak abbas, dan jembatan di kanal kayutangan. Kami jadi bisa membandingkan bentuknya yang dulu dan sekarang. Tentu sudah berbeda namun tak banyak berubah.







Tujuan berikutnya adalah istirahat sejenak di depan balai RW sambil membagikan stiker hasil misi tiap pos, mendapat pertanyaan yang harus dikirim jawabannya secara japri, dan makan gorengan yang dijual di situ. Usai istirahat kami menyusuri jalan berkelok melewati gang dan sungai untuk sampai ke galeri Nyak Abas Akup. Siapakah itu? Beliau adalah seorang sutradara senior sejak tahun 1950 an dan fenomenal di tahun 1970-an dengan film Inem pelayan sexy, Bing Slamet Koboi Cengeng, Djendral Kantjil dan lain-lain. Di rumah tersebut juga dipasang karyanya. Ada beberapa vespa, topeng Malang, bakiak, lukisan, dan barang antik lainnya. Saat ini masih terawat dengan baik oleh para penerusnya. Di galeri ini, peserta juga harus selfie bersama keluarganya. 





Setelah puas menyimak karya di galeri, kami melanjutkan ke jembatan kanal. Sungainya bersih dan ada mural di sepanjang dinding jembatannya. Kami berfoto bersama di sepanjang sungai dan jembatan sebagai bagian dari misi juga.

Destinasi terakhir kami adalah Hamur Mbah Ndut 1923. Sebuah kedai kopi yang mengusung tema rumah lawas. Dengan ornamen dan barang-barang lawas seperti kembali ke rumah mbah di desa. Di sini kami juga mencoba permainan tradisional bakiak kelompok. Di sebelahnya terdapat makam mbah honggo. Di akhir sesi walk taour ini, peserta yang paling banyak mendapat stiker mendapatkan hadiah. Semua anak-anak juga mendapatkan souvenir. Yeayy..semua senang dengan perjalanan ini. Dengan kegiatan ini, rasanya kami sebagai warga lokal juga menjadi belajar karena banyak hal dan sejarah kota yang tidak kami ketahui. Hal ini membuat kami menjadi semakin bangga menjadi arema karena memiliki warisan budaya dan harus dijaga kebersihan dan dilestarikan. Program walk tour ini sangat menarik menurutku karena kita tak hanya diajak berkeliling tetapi juga mengenal lebih dalam sejarah dan nilai budaya dan bangunan yang ada di Malang. Mereka juga menawarkan paket tour ke pasar besar, balaikota dan splendid, celaket dan singosari. Dengan harga Rp 30.000 untuk anak-anak di atas 7 tahun, dan Rp 35.000 untuk dewasa, kita dapat merasakan efek dari perjalanan lorong waktu kembali ke masa lalu.








Terima kasih Ibu Profesional Malang Raya dan sampai jumpa di perjalanan lainnya.




No comments:

Post a Comment