Sunday 28 May 2023

Perjalanan Menulis Buku Antologi

Menulis buku adalah salah satu impianku sejak duduk di bangku sekolah. Terutama sejak mengetahui bahwa ada kakak kelas yang sudah menulis novel. Keren banget, menurutku saat itu. Di tengah-tengah rutinitas belajar sebagai siswa dan berkegiatan di ekstrakurikuler dan osis masih bisa konsisten menulis buku. Aku pun selalu memasukkan poin menulis buku pada daftar impianku. 

Beberapa kali aku mencoba menulis di laptop. Mengikuti workshop dan talkshow para penulis. Bahkan membeli buku-buku yang membahas tentang kepenulisan beserta teori-teorinya. Namun aku selalu terhenti di tengah jalan dan merasa bahwa tulisanku kurang menarik. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk mengikuti lomba cerpen di fakultasku saat kuliah dulu dan Alhamdulillah terpilih sebagai 3 cerpen terbaik. Sabagai apresiasi, panitia membuatkan sebuah antologi bagi karya cerpen dan puisi terpilih. Akhirnya ada karyaku yang terdokumentasikan dalam sebuah buku, meski sayang tak bisa kumasukkan dalam foto karena kondisi fisik bukunya kini sudah tidak terawat karena berjamur. 



Selanjutnya ketika sudah bekerja, aku sering online di FB. Saat itu FB masih ramai penggunanya dan biasanya ada info-info tentang penulisan. Saat itu yang sedang menjadi trend adalah proyek pembuatan antologi oleh penerbit-penerbit indie dengan mengirimkan karya dan membeli bukunya. Aku pun mencoba mengirimkan karyaku yang berupa cerpen dan puisi. Tema yang diangkat ketika itu adalah tentang ulang tahun. Aku pun berinisiatif untuk menghadiahi diriku sendiri dengan karya itu karena di bulan yang sama akupun berulang tahun. Entah bagaimana dulu aku sering sekali mencari cara untuk membahagiakan diriku sendiri. Alhamdulillah akhirnya bisa terwujud untuk ikut serta dalam antologi cerpen dan puisi dari penerbit Hanami. 

Aku pun masih mengikuti beberapa proyek penulisan puisi, Saat masih single aku lebih senang menulis puisi. Terutama puisi yang bernuansa galau. Akhirnya lahir lagi 2 antologi puisi tentang kemerdekaan dan antologi puisi "Lorong Lengang Jalan Pulang" bersama Komunitas Negeri Kertas. Terbitnya antologi tersebut menandai kembaliku pulang ke kampung halaman setelah merantau 3,5 tahun. Dan tak lama kemudian, kakak kelasku SMA mengajakku untuk menulis antologi juga tentang pengalaman para alumni SMA, baik saat masih sekolah dulu  maupun setelahnya. Sangat menarik, karena kami ikut serta tak hanya penulisannya, tapi juga ilustrasi, konten testimonial guru-guru, produksi bahkan distribusi. Buku "Menapak Bumi, Menggapai Langit" tersebut juga menjadi hadiah bagi adik-adik asuh yang mendapatkan beasiswa dari para alumni dan berharap bisa menjadi inspirasi bagi mereka. Momen saat itu juga spesial bagiku karena menandai kembalinya aku ke almamater SMA untuk menjadi guru di sana dan kami hadiahkan buku tersebut ke perpustakaan sekolah.

Kisahku menjadi seorang guru SMA pun kembali kutorehkan dalam bentuk antologi "Rahasia Seorang Guru" yang diadakan dan diterbitkan oleh @nulisyuk.Menulis bersama dengan para guru yang tak kukenal namun kami memilikii value yang sama dengan cerita yang berbeda. Dan ketika waktuku telah habis menjadi guru SMA, aku tak menyesal dan seperti antologi sebelumnya, karya itu pun masuk ke perpustakaan sekolah. Mungkin itu yang bisa kulakukan untuk membekukan momen. 

Tak lama kemudian aku dan teman-teman alumni jurusanku di kuliah bahasa dan sastra prancis juga membuat proyek antologi berjudul "Retrouvaille" yang artinya pertemuan. Pertemuan kami dari berbagai angkatan dan berbagai kota bahkan negara menjadi satu dalam sebuah buku dengan beragam cerita. Senang sekali melihat teman-teman sangat antusias dalam menulis. Di akhir project kami sampaikan buku tersebut ke perpustakaan prodi dan keuntungan dari penjualan buku digunakan untuk memberi beasiswa pada mahasiswa yang masih aktif dan berprestasi. Masya Allah, rasanya senang bisa memberi sebuah kenang-kenangan dengan apa yang kita bisa, meskipun kecil namun berarti bagi orang lain. 

Pandemi 2020 menyerang dan membuat hidup kita semua menjadi berubah dengan hal-hal tak terduga. Di saat itulah aku dan teman-teman di rumbel menulis komunitas Ibu Profesional Malang Raya menuliskan antologi yang berjudul "Lakon Pageblug" di mana cerita-cerita tersebut adalah pengalaman dari teman-teman yang terdampak pandemi. Bagaimana mereka berjuang untuk tetap bersemangat menjalani hidup di tengah ketidakpastian dan perubahan. Bagaimana keluar dari kesulitan dan ternyata banyak hikmah yang bisa kita ambil dan ceritakan. Seru sekali menulis bersama para ibu yang tak hanya menjadi teman tapi juga keluarga. 

Buku terakhir yang terbit adalah tentang antologi BTS, "Bahagia Tanpa Syarat" yang diterbitkan oleh @Nulisyuk. Senang sekali kembali menulis bersama teman-teman yang tidak kukenal namun kami memiliki pandangan yang sama tentang kebahagiaan. DI tengah aktivitas domestikku sebagai IRT dan membersamai bayi, mencari kebahagiaanku merupakan suatu hal yang harus kugali sendiri, yakni dari diri sendiri. Kadang kita lupa untuk bahagia karena peliknya permasalahan yang datang silih berganti. Dengan menuliskan ini, aku berharap semoga aku bisa menemukan bahagia dari hal-hal yang sederhana namun bermakna. 




Sebenarnya masih ada lagi antologi berisi cerpen yang tak tampil di foto karena aku tak mendapatkan bukunya. Sayang banget. Insya Allah akan ada 2 buku antologi lagi tentang cerita anak dan dongeng yang akan diterbitkan dan masih dalam proses cetak.  Meskipun sudah banyak buku antologi yang aku berkontribusi di dalamnya, aku masih bertekad untuk bisa menulis buku solo baik berupa fiksi ataupun nonfiksi. Mohon doanya semoga bisa konsisten menulis dan dilancarkan prosesnya. Aamiin. 


No comments:

Post a Comment