Wednesday 31 May 2023

The Excitement of Reading Book

 

sumber : https://depositphotos.com/54615585/stock-photo-old-books-on-wooden-table.html


Beberapa waktu lalu aku baru mengenal kata "reading slump" yang berarti rasa malas atau jenuh saat membaca buku. Tidak ada rasa bahagia dan penasaran untuk segera menyelesaikan membaca buku sampai tamat. Hmmm....ternyata gejala ini yang aku alami saat membaca buku beberapa bulan yang lalu. Entah mungkin karena kesibukan domestik dan banyaknya distraksi sehingga membaca buku bukan lagi menjadi prioritasku. Reading slump ini jika dibiarkan tentunya akan membuat kita seperti jalan di tempat. Pengetahuan kita tak berkembang dan kehilangan rasa pada kegiatan yang kita senangi sebelumnya, seperti halnya membaca buku. 

Bulan lalu aku mendapat bookmail (paketan buku) yang dikirim oleh sahabatku. Buku itu sebenarnya masuk di daftar wishlist ku tetapi harganya cukup mahal jadi aku belum sempat untuk membelinya. Judulnya Midnight Library yang ditulis oleh Matt Haig. Aku senang sekali dan aku mulai membaca kembali, padahal sebenarnya masih ada buku yang belum selesai kubaca. Bagaimana ya, rasanya seperti ingin berpaling ke lain buku hehehe. Setelah beberapa halaman aku membacanya ternyata cukup menarik, tetapi aku hanya bisa membaca 2-3 bab dalam sekali duduk. Dalam IG live yang diadakan Semut Merah Kaizen yang mengundang Mbak Najwa Shihab, beliau mengatakan bahwa untuk kebiasaan membaca harus kita sediakan waktu entah beberapa menit yang penting kontinyu setiap hari. Dari situ aku akhirnya bertekad untuk membaca di jam-jam ketika anakku tidur, entah malam hari atau pagi hari setelah subuh. 

Setelah mencapai hampir setengah buku, aku menemukan hal-hal menarik yang membuatku penasaran untuk segera menamatkan buku tersebut. Dikarenakan buku tersebut adalah buku fiksi, ceritanya mengalir dan tokoh utama mengalami kejadian yang menarik dalam kehidupannya. Insya Allah akan kureview di lain kesempatan. Aku pun berhasil menamatkan buku yang lumayan tebal tersebut. Perasaan senang atau excitement of reading itu akhirnya aku temukan kembali. Seperti bersua dengan teman lama, perasaan itu dulu juga pernah kualami terutama saat membaca buku yang bagus dari penulis favoritku. Tak peduli seberapa tebal bukunya, dalam beberapa hari bisa selesai kubaca. Ternyata memang benar, bahwa salah satu tip untuk mengatasi reading slump adalah dimulai dengan membaca buku dengan genre yang kita senangi atau buku dari penulis favorit kita. Jika sudah senang, banyaknya tantangan dalam membaca tak lagi jadi soal. 

Tip selanjutnya adalah dengan membuat jurnal membaca, sehingga kita bisa tahu progress dari proses membaca kita. Aku sendiri belum pernah mempraktikkannya tapi menurutku itu adalah cara yang menarik. Bisa juga dengan menulis review setelah membaca. Aku juga mengikuti KBK tapi di sesi 1 kemarin aku hanya sempat mengirimkan 1 review buku saja. Di sesi 2 ini aku berniat untuk menambah review buku ku, tentu saja aku jadi harus banyak membaca buku juga. 

Tip terakhir yang bisa kita praktikkan adalah mencari teman atau komunitas yang bergerak di bidang literasi atau komunitas membaca. Dengan membaca bersama-sama, ada motivasi yang menggerakkan kita untuk ikut konsisten juga dalam membaca. Biasanya juga ada diskusi dan rekomendasi buku-buku apa saja yang menarik dan mungkin sesuai dengan kesukaan kita. Membaca buku juga tak harus dengan membeli buku. Bisa meminjam di perpustakaan baik perpustakaan offline maupun online seperti ipusnas. Saat ini pun juga sudah banyak platrform yang menyediakan buku-buku digital dengan harga yang lebih hemat daripada buku fisik. Semoga dengan banyaknya fasilitas dan kemudahan ini akan membuat kita untuk lebih bersemangat dan konsisten dalam membaca. Happy Reading!










Tuesday 30 May 2023

Ceria Bersama Rasberi Cooking Class


Pada hari Minggu, 2 April 2023, Azkiya mengikuti kegiatan cooking untuk anak-anak yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Malang Raya (IPMR). Cooking class bertema membuat hidangan dan minuman untuk berbuka puasa ini merupakan rangkaian Rasberi (Ramadan Asyik Berkah Ceria). Kegiatan yang diadakan di nutrihub Jalan Besar Ijen nomor 91b ini dipandu oleh Kak Nailir dan narasumber Kak Rella Shaliha kampung komunitas IP Malang Raya. Sekitar 25 peserta yang terdiri dari putra-putri member IPMR memeriahkan acara ini. Wah pasti seru banget tuh, apalagi anak-anak sudah excited sebelum acara dimulai. Hehehe.

Sebelum mulai acara, anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok mengikuti pembagian kursi dan meja secara melingkar 3-4 anak, seperti di cafe. Alat dan bahan sudah disediakan oleh panitia. Ada tepung sagu sangrai, coklat bubuk, susu kental manis coklat, dan gula halus. Wah mau membuat makanan apa nih adik-adik? Ternyata mereka akan membuat bola-bola coklat bersama Kak Rella. Sebelum memulai pengarahan, Kak Rella memutarkan video cara pembuatannya di televisi yang ada di nutrihub. Kemudian beliau menjelaskan tahapan demi tahapan untuk membuat bola coklat. Di masing-masing kelompok juga ada perwakilan ibu-ibu member IPMR yang membantu untuk menguleni adonan. Sementara anak-anak membantu mencampur bahan-bahan dan membuat bulatan berupa bola coklat. Bagi anak-anak terutama yang masih balita, aktivitas membuat bola-bola ini seperti latihan sensory play. Seru dan menyenangkan. Di sini mereka juga belajar untuk bergantian dan bergiliran mengambil adonan untuk dijadikan bulatan bola. Setelah bola coklat selesai dibentuk, mereka mendapat bagian di toples kecil dan diberi nama kemudian dimasukkan ke kulkas nutrihub agar membeku lebih cepat dan tidak lumer. 

Setelah membuat bola coklat, mereka mendapat bahan dan alat baru lagi untuk membuat minuman. Masing-masing anak mendapat botol plastik kecil, nutrisari rasa jeruk, yakult, nutrijel dan susu kental manis. Hmmm….membayangkannya saja sudah segar ya bun..apalagi di siang hari di bulan puasa, hehehe. Sama seperti sebelumnya, Kak Rella memandu langkah-langkah pembuatan minuman segar untuk takjil. Panitia membantu anak-anak untuk mencampur nutrisari dengan air hangat supaya lebih mudah tercampur. Setelah itu anak-anak memasukkan yakult, jeli, dan susu kental manis ke botol masing-masing. Anak-anak sangat senang. Mereka mendapat tantangan untuk membuat lagi di rumah sesuai kreativitas mereka masing-masing. 


Setelah aktivitas cooking class, semua peserta berfoto bersama sambil membawa hasil karyanya di teras nutrihub. Para ibu tak hanya mendampingi putra-putrinya saja tetapi dapat juga berbelanja di stand KIPMA di teras nutrihub yang menjual dagangan para saudagar KIPMA. Ada berbagai macam makanan dan minuman, seperti keripik, frozen food, jamu segar, es gabus, soes kering aneka rasa, coklat, kue kering, dan lain-lain. 


Alhamdulillah, Azkiya senang sekali ikut acara cooking class bersama teman-teman. Tampaknya ia sudah mulai terbiasa dan nyaman bertemu dengan teman-teman baru dan juga teman-teman ibunya. Acara seperti ini tak hanya dapat menambah wawasan dan ketrampilan anak-anak, tetapi juga melatih anak agar lebih berani dalam bersosialisasi. Terima kasih banyak Rasberi Ibu Profesional Malang Raya. 


Sunday 28 May 2023

Perjalanan Menulis Buku Antologi

Menulis buku adalah salah satu impianku sejak duduk di bangku sekolah. Terutama sejak mengetahui bahwa ada kakak kelas yang sudah menulis novel. Keren banget, menurutku saat itu. Di tengah-tengah rutinitas belajar sebagai siswa dan berkegiatan di ekstrakurikuler dan osis masih bisa konsisten menulis buku. Aku pun selalu memasukkan poin menulis buku pada daftar impianku. 

Beberapa kali aku mencoba menulis di laptop. Mengikuti workshop dan talkshow para penulis. Bahkan membeli buku-buku yang membahas tentang kepenulisan beserta teori-teorinya. Namun aku selalu terhenti di tengah jalan dan merasa bahwa tulisanku kurang menarik. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk mengikuti lomba cerpen di fakultasku saat kuliah dulu dan Alhamdulillah terpilih sebagai 3 cerpen terbaik. Sabagai apresiasi, panitia membuatkan sebuah antologi bagi karya cerpen dan puisi terpilih. Akhirnya ada karyaku yang terdokumentasikan dalam sebuah buku, meski sayang tak bisa kumasukkan dalam foto karena kondisi fisik bukunya kini sudah tidak terawat karena berjamur. 



Selanjutnya ketika sudah bekerja, aku sering online di FB. Saat itu FB masih ramai penggunanya dan biasanya ada info-info tentang penulisan. Saat itu yang sedang menjadi trend adalah proyek pembuatan antologi oleh penerbit-penerbit indie dengan mengirimkan karya dan membeli bukunya. Aku pun mencoba mengirimkan karyaku yang berupa cerpen dan puisi. Tema yang diangkat ketika itu adalah tentang ulang tahun. Aku pun berinisiatif untuk menghadiahi diriku sendiri dengan karya itu karena di bulan yang sama akupun berulang tahun. Entah bagaimana dulu aku sering sekali mencari cara untuk membahagiakan diriku sendiri. Alhamdulillah akhirnya bisa terwujud untuk ikut serta dalam antologi cerpen dan puisi dari penerbit Hanami. 

Aku pun masih mengikuti beberapa proyek penulisan puisi, Saat masih single aku lebih senang menulis puisi. Terutama puisi yang bernuansa galau. Akhirnya lahir lagi 2 antologi puisi tentang kemerdekaan dan antologi puisi "Lorong Lengang Jalan Pulang" bersama Komunitas Negeri Kertas. Terbitnya antologi tersebut menandai kembaliku pulang ke kampung halaman setelah merantau 3,5 tahun. Dan tak lama kemudian, kakak kelasku SMA mengajakku untuk menulis antologi juga tentang pengalaman para alumni SMA, baik saat masih sekolah dulu  maupun setelahnya. Sangat menarik, karena kami ikut serta tak hanya penulisannya, tapi juga ilustrasi, konten testimonial guru-guru, produksi bahkan distribusi. Buku "Menapak Bumi, Menggapai Langit" tersebut juga menjadi hadiah bagi adik-adik asuh yang mendapatkan beasiswa dari para alumni dan berharap bisa menjadi inspirasi bagi mereka. Momen saat itu juga spesial bagiku karena menandai kembalinya aku ke almamater SMA untuk menjadi guru di sana dan kami hadiahkan buku tersebut ke perpustakaan sekolah.

Kisahku menjadi seorang guru SMA pun kembali kutorehkan dalam bentuk antologi "Rahasia Seorang Guru" yang diadakan dan diterbitkan oleh @nulisyuk.Menulis bersama dengan para guru yang tak kukenal namun kami memilikii value yang sama dengan cerita yang berbeda. Dan ketika waktuku telah habis menjadi guru SMA, aku tak menyesal dan seperti antologi sebelumnya, karya itu pun masuk ke perpustakaan sekolah. Mungkin itu yang bisa kulakukan untuk membekukan momen. 

Tak lama kemudian aku dan teman-teman alumni jurusanku di kuliah bahasa dan sastra prancis juga membuat proyek antologi berjudul "Retrouvaille" yang artinya pertemuan. Pertemuan kami dari berbagai angkatan dan berbagai kota bahkan negara menjadi satu dalam sebuah buku dengan beragam cerita. Senang sekali melihat teman-teman sangat antusias dalam menulis. Di akhir project kami sampaikan buku tersebut ke perpustakaan prodi dan keuntungan dari penjualan buku digunakan untuk memberi beasiswa pada mahasiswa yang masih aktif dan berprestasi. Masya Allah, rasanya senang bisa memberi sebuah kenang-kenangan dengan apa yang kita bisa, meskipun kecil namun berarti bagi orang lain. 

Pandemi 2020 menyerang dan membuat hidup kita semua menjadi berubah dengan hal-hal tak terduga. Di saat itulah aku dan teman-teman di rumbel menulis komunitas Ibu Profesional Malang Raya menuliskan antologi yang berjudul "Lakon Pageblug" di mana cerita-cerita tersebut adalah pengalaman dari teman-teman yang terdampak pandemi. Bagaimana mereka berjuang untuk tetap bersemangat menjalani hidup di tengah ketidakpastian dan perubahan. Bagaimana keluar dari kesulitan dan ternyata banyak hikmah yang bisa kita ambil dan ceritakan. Seru sekali menulis bersama para ibu yang tak hanya menjadi teman tapi juga keluarga. 

Buku terakhir yang terbit adalah tentang antologi BTS, "Bahagia Tanpa Syarat" yang diterbitkan oleh @Nulisyuk. Senang sekali kembali menulis bersama teman-teman yang tidak kukenal namun kami memiliki pandangan yang sama tentang kebahagiaan. DI tengah aktivitas domestikku sebagai IRT dan membersamai bayi, mencari kebahagiaanku merupakan suatu hal yang harus kugali sendiri, yakni dari diri sendiri. Kadang kita lupa untuk bahagia karena peliknya permasalahan yang datang silih berganti. Dengan menuliskan ini, aku berharap semoga aku bisa menemukan bahagia dari hal-hal yang sederhana namun bermakna. 




Sebenarnya masih ada lagi antologi berisi cerpen yang tak tampil di foto karena aku tak mendapatkan bukunya. Sayang banget. Insya Allah akan ada 2 buku antologi lagi tentang cerita anak dan dongeng yang akan diterbitkan dan masih dalam proses cetak.  Meskipun sudah banyak buku antologi yang aku berkontribusi di dalamnya, aku masih bertekad untuk bisa menulis buku solo baik berupa fiksi ataupun nonfiksi. Mohon doanya semoga bisa konsisten menulis dan dilancarkan prosesnya. Aamiin. 


Friday 26 May 2023

Tumbuh Bersama Transportasi Umum


Menggunakan jasa transportasi umum merupakan bagian yang cukup penting dari kehidupanku. Sebagai seorang perempuan yang tidak bisa mengendarai motor atau menyetir mobil, tentu saja transportasi umum menjadi sebuah penyelamat saat tak ada yang bisa mengantarkan. Dulu saat belum menikah, biasanya ayah atau adikku yang mengantarkan atau menjemput. Jika sedang beruntung, biasanya ada teman yang menawarkan tumpangan hehehe.

Saat sekolah SMA dan kuliah, sekitar tahun 2006 - 2013, aku sering naik angkot karena jarak antara rumah dan sekolah atau kampus tidak terlalu jauh dan saat itu angkot masih banyak beroperasi dan banyak jalur trayeknya. Di Kota Malang, transportasi umum dalam kota hanya ada angkot dan becak, sedangkan untuk bis hanya beroperasi antar kota. Masih teringat dalam memoriku kala itu naik angkot bersama dengan teman-teman sambil bercerita saat berangkat atau pulang sekolah. Para penumpangnya pun beragam, mulai para pelajar, pegawai kantor, pedagang, lansia, ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah dan lain-lain. Banyak ragam emosi juga yang bisa kita temukan di angkot. Ada yang bahagia, sedih, lelah, ngantuk, kecewa, cemas karena buru-buru dan lain sebagainya. Di dalam angkot juga tak jarang aku menemukan pelajaran hidup, entah dari mendengarkan cerita orang, empati pada penumpang lain, reuni tak sengaja dengan kawan, bahkan ada penumpang yang membayarkan ongkos untuk penumpang lainnya. Alhamdulillah beberapa kali aku juga pernah mendapatkan rezeki seperti itu saat tak sengaja bertemu dengan teman, saudara, atau guru, di angkot. Sepintas tampak biasa, tetapi bagi pelajar sepertiku saat itu, mendapatkan rezeki tersebut rasanya bahagia sekali. Kini saat angkot tak lagi banyak peminatnya karena tergantikan oleh transportasi lainnya, pengalaman naik angkot menjadi sebuah kenangan tersendiri. Saat ini memang angkot di Kota Malang tak lagi banyak yang beroperasi. Jika ada pun, menunggunya sangatlah lama. Untunglah aku masih pernah mengenalkan naik angkot pada anakku yang saat itu masih berusia sekitar 2 tahun.

Menginjak usia lulus kuliah, aku mendapatkan pekerjaan di luar kota Malang. Saat itu aku lebih sering menggunakan transportasi umum bis dan kereta api. Padahal saat kecil aku seringkali mabuk darat saat naik bis, tetapi akhirnya aku harus naik bis seminggu atau dua minggu sekali untuk pulang atau bertugas ke luar kota. Mungkin karena sudah terbiasa, aku sudah tidak pernah mabuk darat lagi. Trayek bis antar kota yang sering kutumpangi adalah Malang - Jombang dan Malang - Surabaya. Pengalaman naik bis ini sangat berwarna-warni. Untuk bis yang menuju Jombang, aku bisa menikmati pemandangan pegunungan, perkebunan, sawah, hutan ketika melewati Batu, Pujon dan sekitarnya. Meskipun jalan berkelok yang membuat pusing dan kadang aroma di dalam bis juga bau solar yang membuat mual, perjalanan terasa cukup menyenangkan dengan hiburan pemandangan alam di luar jendela. Apalagi saat perjalanan pagi-pagi jika kebetulan bisnya tidak ber-AC, udara sejuk mengalir lewat jendela bis dan membuatku mengantuk lalu tertidur. Untungnya sih nggak pernah kelewatan karena perjalananku berawal di terminal dan berakhir di terminal juga. Selain itu ada juga kejadian lucu, di mana ada penumpang yang membawa ayam hidup dan juga kucing dan sempat menggegerkan seisi bis ketika binatang tersebut berulah di dalam bis. Sayangnya, bis yang seringkali kutumpangi itu, kini tak lagi beroperasi karena sudah tak layak dan digantikan dengan bis yang lebih baru dan ber-AC.  Namun demikian, tentunya ada juga episode yang menyedihkan ketika naik bis, yaitu ketika HP ku dicopet. Saat itu aku hendak pulang ke Malang, dan terkejut karena HP yang biasanya kutaruh di tas bagian depan ternyata sudah raib. Selain itu kita sebagai perempuan juga harus berhati-hati saat bis penuh penumpang yang berdesak-desakan tak jarang ada yang memanfaatkan keadaan tersebut untuk melakukan pelecehan dan modus. Dengan memperbanyak berdoa dan zikir selama perjalanan, semoga Allah menghindarkan kita dari bahaya tersebut. 

Selanjutnya tranportasi umum yang menurutku nyaman, terutama jika melakukan perjalanan solo, dan terus melalukan perbaikan adalah kereta api. Saat bekerja dulu, setidaknya seminggu sekali aku menggunakan kereta api lokal untuk ke Surabaya naik kereta api eksekutif untuk perjalanan dinas ke Jakarta. Banyak sekali kenangan saat naik kereta api. Bagiku kereta api tampak sebagai laboratorium mini kehidupan masyarakat dengan berbagai fragmen kehidupan. Masyarakat dari berbagai ragam usia, berbagai profesi, berbagai penampilan, ada di kereta api. Banyak aktivitas yang bisa kita lakukan di sana sambil menunggu tiba di tempat tujuan, seperti melihat pemandangan di luar jendela, mendengarkan lagu, mengobrol bersama kawan perjalanan yang ditemui di kereta, membaca buku, menonton film, atau tidur. Saat ini pun fasilitas dala kereta sudah baik dan pemesanan tiket juga sudah online sehingga lebih praktis. Namun demikian ada juga episode yang membuat deg-degan, yaitu saat harus boarding sebelum kereta datang dan berjuang untuk masuk ke kereta karena ramai sekali dan berjubel. Apalagi saat pengalamanku naik kereta api berdua dengan anakku yang berusia 3 tahun. Aku lebih baik menggendongnya agar ia tak kegencet orang-orang lain.  

Untuk tranportasi umum kapal laut dan pesawat biasanya hanya untuk liburan ke luar pulau seperti ke Bali, Lombok, dan Karimun Jawa. Itupun juga hanya beberapa kali saja bersama teman-teman dan kolega saat bekerja. Sesansi pertama selalu  mendebarkan. Alhamdulillah ternyata aku tidak mabuk laut maupun mabuk udara. Semoga suatu hari mendapat kesempatan untuk naik pesawat ke luar negeri. Aamiin. 

Membicarakan tentang transportasi umum tak luput dari peran para ojek online yang sekitar 10 tahun terakhir ini semakin menjamur. Zaman semakin berkembang, demikian juga dengan teknologi, efisiensi dan efektivitas dalam berkendara dalam kota menjadi prioritas. Maka saat ini pilihan kami untuk berkendara umum dalam kota adalah dengan ojek online motor ataupun mobil dan langsung sampai di tempat tujuan. Tidak memiliki trayek tetapi memang ongkosnya lebih mahal daripada naik angkot. 

Memang saat ini sudah banyak orang-orang yang memiliki kendaraan pribadi dan mulai meninggalkan transportasi umum. Kadang aku berpikir betapa mudahnya jika dulu saat sekolah ada fasilitas semacam ini. Namun di sisi lain aku harus menyadari bahwa setiap transportasi umum juga memiliki masa dan kenangannya masing-masing. Ada sisi lebihnya dan ada sisi kurangnya. Tak perlu disesali karena yang dulu sangat biasa, 10 tahun kemudian hanya terkenang melalui cerita. Terima kasih untuk dedikasi para pengemudi dan penyedia jasa transportasi umum telah memudahkan kami untuk mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya.




Monday 22 May 2023

Café Pédagogique

 

Rabu, 10 Mei 2023 aku mendapat undangan dari IFI (Institut Francais Indonesie) Surabaya untuk mengikuti formation dengan tema "Café pédagogique" . Formation atau pelatihan kali ini cukup singkat, hanya diselenggarakan sehari dari jam 13.00 - 16.00. Pelatihan ini diselenggarakan di IFI Surabaya dengan pemateri David Cordina dari CLE International yang merupakan salah satu penerbit buku pengajaran bahasa Prancis di Prancis. Tentu saja aku merasa excited karena sudah 4 tahunan aku tidak ke IFI Surabaya dan sekitar 3 tahunan tidak mengikuti pelatihan tentang pengajaran bahasa Prancis secara tatap muka. Begitu bertemu dengan para kolega dari berbagai macam instansi seperti UB, Unipdu, IFI, KBA UMM, Polinema, rasanya seperti reuni. Aku dan Pipit mewakili Mayantara School sebagai salah satu lembaga yang juga mengajarkan bahasa Prancis. Para kolega ini ada yang awalnya adalah guruku, muridku, adik kelasku dan juga teman yang mengikuti pelatihan bersama sejak dulu. What a wonderful circle. 



Tak terasa sudah 10 tahun aku mengajar bahasa Prancis. Walaupun tempat bekerjanya nomaden hehe. Dari universitas, SMA, lembaga kursus, sampai akhirnya secara online di rumah. Semua pengalaman tersebut tentu saja ada plus minusnya. Namun memiliki kesamaan yaitu ketika berbagi ilmu rasanya membahagiakan dan bersemangat. Banyak yang beranggapan bahwa setelah aku memutuskan untuk resign dari SMA, aku sudah tidak mengajar lagi. Alhamdulillah aku masih mengajar dengan fasilitas online yang diberikan oleh Mayantara School. Masya Allah.

Kembali ke pelatihan di IFI, kami tiba di sana jam 12.30 dan mendapat sambutan yang hangat. Ada minuman teh, kopi, croissant, dan quiche, sebagai jamuan pembuka sebelum memulai sesi pelatihan. Dalam sesi pelatihannya, Monsieur David menjelaskan tentang beberapa hal penting dalam pengajaran bahasa Prancis. Beliau adalah pengajar bahasa Prancis yang tinggal di Hongkong. Selama beberapa hari mengadakan pelatihan dimulai dari IFI Jakarta, Bandung, Jogja, Malang dan Bali. Monsieur David sangat ceria dan menyenangkan dalam memberikan pelatihan sehingga kelasnya terasa hidup. Duduk di bangku siswa dalam kelas sambil mendengarkan penjelasan rasanya seperti kembali menjadi mahasiswa. Buatku yang sehari-hari lebih banyak berjibaku dengan aktivitas domestik, suasana seperti ini bagai refreshing. Merefresh kembali ingatan-ingatan tentang teori pengajaran serta update ilmu dan membuatku lebih bersemangat untuk mengajar. Selain itu, monsieur David juga memperkenalkan buku baru yang digunakan untuk mengajar bahasa prancis. Keren.. berharap dapat gratis satu per satu hahaha tapi nggak mungkin juga. Di akhir pelatihan kami berfoto bersama dan mendapat makanan untuk makan malam nanti di kereta. 



Sebelum pulang, aku bertemu dengan direkturku dulu saat pertama kali bekerja di Jombang. Masya Allah..seneng banget setelah bertahun-tahun tak jumpa. Alhamdulillah semoga bisa silaturahmi lagi ke sana dengan keluarga. Kami juga diantar ke stasiun untuk mengejar jadwal kereta maghrib menuju Malang. Seru sekali pengalaman hari itu seperti mengenang some good old days di zaman masih single. Terima kasih untuk suami, anakku dan keluargaku yang  sudah bekerja sama untuk memberikanku cuti sehari hehehe.  



Tuesday 16 May 2023

Senangnya Naik Kereta Api Lagi

 Pengalaman naik kereta lagi setelah 4 tahun lebih tidak naik kereta membuatku merasa katrok sekaligus excited. Betapa tidak, dalam kurun waktu tersebut ternyata ada banyak hal yang berubah dan menjadi lebih efisien. Contohnya untuk pemesanan tiket kereta api lokal, dulu ketika aku masih sering wira-wiri, Surabaya-Jombang-Malang pembelian tiketnya harus melalui loket di stasiun. Bisa dipesan beberapa hari sebelumnya dengan membawa KTP calon penumpang. Namun sekarang kita bisa memesannya via aplikasi KAI access dan untuk pemeriksaan tiket hanya menunjukkan scan barcode yang ada di aplikasi. Bisa juga dicetak secara mandiri di mesin pencetak otomatis di ruang tunggu stasiun. Untuk pemesanan tiket ke Surabaya PP hari Rabu, 10 Mei 2023 lalu, sahabatku Pipit yang memesankannya dan menjelaskan padaku tentang sistem baru tersebut. Sepertinya ini adalah berkah pandemi agar orang-orang tidak berjubel saat mengantri membeli tiket maupun pengecekan tiket di pintu masuk peron. Aku seperti manusia goa yang kembali melihat sinar matahari hahaha. Kesibukan pekerjaan, kehamilan, dan pandemi sukses membuatku tidak bepergian jauh dengan kereta api. 

Jadwal keberangkatan kami dengan kereta Dhoho Penataran jam 6 pagi membuatku harus bersiap-siap dan bangun sebelum subuh, setelah beberapa kali terbangun, dan ternyata aku bangun sebelum alarm berbunyi. Kami tiba di stasiun sebelum jam 6 dan memang benar aku tidak lagi menemukan loket tiket dan antrian yang mengular seperti dulu. Setelah tiket kami dipindai, kami menunggu kedatangan kereta menuju Surabaya. Ternyata sebelum kereta datang, semua petugas stasiun melaksanakan apel pagi yang dipimpin oleh kepala stasiun. Sesenang itu aku melihat aktivitas pagi yang sudah mulai sibuk. Ya kali biasanya diriku pagi-pagi masih di rumah dan keluar hanya untuk berbelanja hehe. 



Suasana di kereta api yang begitu kurindukan, benar-benar rasanya seperti bertemu dengan kawan lama. Mengingat dahulu aku naik kereta api seminggu sekali. Aku dan Pipit asyik mengobrol sepanjang perjalanan sambil memandangi pemandangan di luar jendela. Padahal sebenarnya aku juga mengantuk, tapi rasanya sayang melewatkan momen tersebut. Kulihat beberapa orang berdiri karena tak mendapat tiket tempat duduk. Lalu ada ibu-ibu yang menggendong bayinya sambil membawa tas yang berdiri. Seorang perempuan muda di depanku sepertinya mahasiswa menawarkan tempat duduknya untuk ibu tersebut. Melihat hal tersebut selalu membuat trenyuh dan percaya bahwa kebaikan masih banyak di sekitar kita. Padahal di sebelahku ada laki-laki yang masih muda juga tetapi tidak bergeming dan malah main game dari ponselnya. Baiklah, kebaikan memang tidak melihat gender seperti bahwa laki-laki yang harus berkorban, kembali lagi kebaikan itu soal kemanusiaan masing-masing orang, Nyatanya perempuan malah lebih bisa peduli dan berempati dengan perempuan lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan mbak yang memberikan kursinya tadi pada ibu tersebut, walaupun aku paham sepertinya dia juga mengantuk karena terlihat memejamkan mata sebelum ibu tersebut naik. Inilah yang aku suka dari naik transportasi umum. Melihat fragmen sisi kehidupan manusia dalam perjalanan. 

Kami sampai di Stasiun Gubeng jam 9 lebih seperempat. Aku cukup heboh juga dengan kondisi stasiun gubeng baru yang sudah direnovasi. Lebih bagus dan banyak fasilitasnya. Salut untuk KAI. Akhirnya aku dan Pipit memutuskan untuk makan di gerai makanan siap saji di stasiun gubeng baru sambil menunggu waktu untuk melanjutkan perjalanan ke IFI. Pelatihan kami di IFI dimulai jam 1 siang.Untuk sesi pelatihan akan aku ceritakan di postingan terpisah. Sebenarnya kami berencana untuk jalan-jalan dulu, tetapi hawa panas Surabaya membuat kami mager dan enggan meninggalkan gerai yang nyaman dan ber-AC, hehehe. Ada banyak gerai di sana, seperti roti, gelato, alfamart, cafe, dan juga ada live music performance. Musolanya juga terlihat bersih dan terang. Ternyata di pintu keluar juga sudah ada grab point, jadi kita tak perlu repot-repot keluar stasiun, Sudah ada yang mengoordinir dari pihak grab yang bekerja sama dengan stasiun. Namun kita perlu menyiapkan uang untuk biaya parkir. 

Pulangnya kami naik kereta yang sama, jam setengah 6. Penumpang di ruang tunggu maupun peron sudah antri dan berjubel. Kami bersegera naik dan tak lama kemudian kereta pun berangkat. Cepat sekali! Setelah sampai di tempat duduk, aku segera menunaikan salat maghrib, Alhamdulillah tadi masih ada wudu sehingga tidak repot untuk wudu lagi. Setelah itu aku dan Pipit menyantap makan malam yang kami dapatkan dari IFI tetapi kami tidak bisa melihat pemandangan di luar jendela karena sudah gelap. Beberapa penumpang juga terlihat tertidur karena kelelahan, beberapa lagi sedang sibuk ngobrol dan interview dadakan oleh ibu-ibu. 

Sesampainya di stasiun Malang Kota Baru aku dan Pipit mengambil jalan keluar di sisi yang baru direnovasi karena aku sangat penasaran bagaimana bentuk stasiun yang baru. Ternyata sangat bagus dan bersih. Ada eskalator untuk naik dan turun. Wah ini sangat memudahkan bagi penumpang yang membawa koper dan barang yang banyak. Bentuknya seperti di mall. Kemudian dari atas kita bisa melihat jalanan dan rel di bawah. Keren. Untuk fasilitasnya juga tak kalah menarik. Sudah ada ruangan kesehatan dan ruang laktasi yang bersih. Toiletnya pun juga bersih dan bagus, Sudah seperti di hotel dan Mall lah. Di ruang tunggu juga disediakan playground untuk anak-anak. Seneng banget deh stasiun sudah jadi ruang yang ramah anak-anak. Sayangnya saat itu sudah malam dan sepi. Toko-toko oleh-oleh yang ada di sisi pintu keluar juga sudah tutup. Ruang tunggu di luar juga nyaman dengan pemandangan yang asri, grab point yang memudahkan akses transportasi, dan tentunya hawa Kota Malang yang sejuk siap menyambut para penumpang yang turun dari kereta api luar kota. 







Saturday 13 May 2023

Terjebak di Kereta Nostalgia (Cerpen)

 Sebuah cerita terkadang hanya akan menjadi cerita. Menjadi kenangan yang mungkin saja hanya akan dilupakan karena dianggap terlalu biasa. Namun, ada kalanya cerita tersebut akan menjadi sebuah kenangan manis bagi yang lain karena dianggap tidak biasa. Seperti halnya Lea yang merasa hari-harinya bersama Rei tiba-tiba menjadi tidak biasa. Sebuah lagu dari Maliq d'essentials berjudul "Bagaimana Kutahu" diputar di sebuah kafe saat Lea sedang duduk seorang diri, menanti makanan pesanannya. 10 tahun berlalu sudah, tetapi rasa yang familiar tiba-tiba muncul dan membangkitkan romansa nostalgia di masa lalunya bersama Rei. Kereta nostalgia itu melaju di lorong-lorong memorinya. 

***

Siang itu setelah kelas terakhir Lea selesai, ia benar-benar terkejut. Rei mengiriminya sms memberi info bahwa ia sudah berada di depan fakultas Lea. Lea yang terbiasa pulang sendirian naik angkot merasa bahagia ada yang menjemputmya. 

"Udah makan siang Le?" tanya Rei sambil memberikan helm untuk Lea pakai.

"Belum lah. Rencananya tadi, selesai kelas mau ke kantin. Eh kamu udah nongol aja di sini? Tumben-tumbenan nih?" tanya Lea.

"Ya nggak apa-apa pengen aja. Main ke toko buku, yuk! Habis itu kita makan," ajak Rei.

"Hm..oke deh! Kamu traktir?" 

Rei hanya tertawa ringan. 

Sesampainya di toko buku. Rei dan Lea menuju ke spot favorit mereka berdua, yaitu rak komik dan novel. Mereka membahas apa saja tentang buku - buku yang ada di hadapan mereka. Seru sekali sampai akhirnya terdengar bunyi krucuk-krucuk dari perut Lea. Mereka tertawa dan menyadari bahwa ternyata Lea sudah sangat lapar. Akhirnya Lea dan Rei membawa buku pilihan masing-masing ke kasir dan membayarnya dan bergegas ke luar toko buku. Mereka menyeberang dan akhirnya makan di sebuah resto cepat saji di seberang toko buku itu. Ternyata mereka masih harus mengantri untuk memesan makanan karena bersamaan dengan jam makan siang pegawai kantor di sekitar situ. 

"Lho Lea, Rei!" Sebuah suara mengagetkan mereka berdua yang baru datang mengantri. 

"Eh hai Mel!" seru Lea. "Kamu udah kerja?" tanya Lea pada Melani, teman sekolahnya dulu. Ia melihat baju Melani yang terlihat formal seperti pegawai kantoran. 

"Aku lagi magang di kantor dekat sini. Ciye kalian kok bisa barengan?" tanya Mel penuh selidik. 

Gawat! batin Lea. "Nggak sengaja aja ketemu. Hehehe," jawab Lea. Sementara Rei cuma senyam-senyum sok cool. Akhirnya ia memilih untuk mencari tempat duduk dan menyuruh Lea pesan terlebih dahulu. 

"Ya udah aku duluan ya. Jam istirahat udah mau selesai." Mel dan temannya pamit. Lea pun merasa lega. 

Akhirnya setelah memesan makanan dan minuman, ia menuju lantai 2. Dasar Rei, bisa-bisanya dia memilih tempat duduk di atas. Kan jadi repot bawa makanannya. Namun sesampainya di lantai atas ia tak jadi sebal terhadap Rei karena ternyata ia memilih meja dekat jendela yang menghadap toko buku tadi. 

Rei dan Lea menyelesaikan makan siangnya sembari ngobrol tentang banyak hal. Seusai makan, Lea mengeluarkan laptopnya dan meminta Rei membaca cerpen yang ditulisnya. 

"Bagus nih! Cocok banget sama buku yang aku beli ini," seru Rei setelah membaca cerpen Lea

"Oh ya? kok bisa?" Lea pun membaca buku yang disodorkan Rei. Ia masih tak percaya. Hatinya deg-degan. Terlalu kebetulan. Entahlah. 

Selama perjalanan pulang ke rumah ia lebih banyak diam memikirkan kejadian barusa. Kenapa cuplikan lagu yang ia tulis di cerpen tersebut adalah lagu yang dibahas juga di buku yang dibeli Rei ya? 

"Kok diam aja Le?" tanya Rei santai.

"Nggak papa Rei. Sampai ketemu ya. Hati-hati."

"Oke see you!"

***

Setelah lagu tersebut selesai, kesadaran Lea pun kembali ke masa kini. Tak lama kemudian ia meneteskan air mata. Lagu "Separuh Aku" dari Noah, yang rilis 10 tahun yang lalu, yang menjadi inspirasi cerpennya, ia dengar dari ponsel orang yang duduk di kursi seberangnya. Tiba-tiba ia merasa tersesat lagi di lorong masa lalunya tadi. Namun panggilan dari ponselnya berhasil menyelamatkannya, suaminya menelpon untuk segera kembali ke mobil dan memberi tahu bahwa anaknya sedang mencarinya. Pesanan Lea ternyata sudah datang tanpa ia sadari. Ia pun berusaha tersenyum, kembali pada kenyataan yang ia jalani sekarang. Kehidupan masa lalu memang bisa membuat hati senang sekaligus sedih. Namun kehidupan masa kini adalah hadiah yang harus ia jalani dan syukuri. Ia pun melangkah ke luar dengan hati yang lebih ringan. 

Friday 5 May 2023

Tadabur Qur'an Bersama Kelas Qur'an Journaling

 


Di bulan Ramadan kemarin ada kegiatan baru yang bikin aku semangat, yaitu Qur'an journaling. Apa itu Qur'an Journaling? Dalam sesi kelas Qur'an Journaling yang dilaksanakan 8 kali selama Ramadan ini, kami belajar mendalami atau mentadaburi Al-Qur'an dengan makna dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kelas ini merupakan inisiasi dari Miss Fya yang menjadi mentor kami yang dimulai jam 9 pagi setiap hari Senin dan Rabu. Sebagian besar pesertanya adalah peserta kelas tahsin Al-Fatihah dan Juz Amma kemarin, tetapi ada juga teman-teman yang baru bergabung di kelas ini. Ada beberapa surat yang kami tadaburi, antara lain, Surat Al-Ikhlas, An-nas, Al-Fil, Al-Insyirah, Adh-Dhuha, Asy-Syams, Al-Waqiah, dan Luqman. 

Apa saja sih yang dibahas selama Qur'an Journaling? Wah banyak banget! Sebelum mulai journaling, kami membaca bersama-sama surat yang akan dibahas, kemudian Miss Fya mereview tentang pembahasan tajwid, lalu kami membahas makna terjemahan surat, menuliskan ayat pilihan dalam journal beserta terjemakan dan refleksinya, dan yang terakhir kami saling sharing tentang refleksi ayat tersebut yang berkaitan erat dengan pengalaman kami dalam kehidupan sehari-hari. 

Selama sharing refleksi kami bergantian bercerita. Masya Allah, selalu ada insight baru dan hikmah yang kami dapatkan dari cerita Miss Fya dan teman-teman lainnya. Bahkan tak jarang kami sampai meneteskan air mata dan hati terasa hangat saat menyadari betapa satu ayat jika kita tadaburi dan refleksikan ternyata dapat bermakna luas dan dalam. Hal ini semakin meyakinkan kami bahwa batapa banyak sekali pelajaran berharga dan petunjuk hidup dalam Al-Qur'an jika kita mau mempelajarinya untuk kemudian diamalkan. 

Contohnya saat membahas surat Al-Ikhlas pada pertemuan awal. Pada saat itu kebetulan aku sedang galau dan ada masalah yang rasanya mengganjal di hati. Ketika membahas ayat ke-2 pada surat Al-Ikhlas, tiba-tiba rasanya hati ini tenang, karena "Hanya Allah lah tempat tujuan segala kebutuhan dan permintaan." Allah mengingatkan dengan ayat ini bahwa kita harus meminta tolong pada Allah. Terkadang meminta tolong pada manusia memang membuat kecewa dan tak semua orang juga berkenan menolong. Aku diingatkan kembali bahwa Allah yang bisa menggerakkan hati orang, mengubah hal-hal yang tak mampu kita ubah karena berada di luar kemampuan kita, dan pertolongan Allah itu selalu dekat bahkan melalui hal-hal yang tak kita sangka. Ketika bercerita tentang refleksinya aku pun tak dapat menahan tangis, air mata ini keluar begitu saja di sela-sela ceritaku. Namun setelahnya rasanya plong. Hatiku hangat dan full. Kisah hikmah dari teman-teman pun juga mendamaikan hati ini. Tak hanya di pertemuan pertama saja, tetapi di setiap pertemuan masing-masing peserta menceritakan hikmah dan pengingat yang membuat kita tersadar sekaligus mendamaikan hati. 

Rasanya 1 jam berlalu dengan cepat, rasanya 1 jam kurang, dan kami melanjutkannya via WA grup. Senang sekali rasanya berada dalam circle ini bersama sisterfillah sholihah. Tak ada yang menghakimi daat bercerita, tak ada yang membanding-bandingkan atau adu nasib, dan tak ada yang saling berkompetisi. Semua saling mendengarkan, memahami dan saling support. Memiliki teman-teman yang sama-sama senang belajar Al-Qur'an memberi kita perasaan tenang dan nyaman. Ini pun juga termasuk rezeki. Bisa mencari ilmu sekaligus berkumpul bersama orang-orang yang mencintai Al-Qur'an. Semoga bertemu lagi di kelas lanjutan Qur'an Journaling dan bersama-sama menggapai Ridho dan Jannah Allah SWT. Aamiin YA Robbal'alamiin.