Sunday 26 March 2023

Refleksi 32 Tahun

 24 Maret 2023, 2 Ramadan 1444 H. adalah hari di mana aku mengenang kembali tentang hari lahirku. Memang tak ada perayaan atau pun kejutan. Namun inner peace yang aku rasakan dan ucapan selamat serta doa-doa dari Ibu, saudara, dan sahabat-sahabatku membuat hatiku hangat. That was beyond I expected. Istimewa buatku bukan tentang kadonya tetapi tentang sesuatu yang tampak seperti kebetulan (serendipity).  



Aku teringat bahwa aku lahir di bulan Ramadan dan saat ini pengulangan itu terjadi lagi. Bulan Maret kali ini bersamaan juga dengan bulan Ramadan dan jatuh pada hari Jumat dan hujan deras. Masya Allah. I felt so blessed. Doa-doa dan harapan dipanjatkan. Berharap oleh mengijabah doa-doa baik sahabat-sahabatku dan membalas kebaikan-kebaikan mereka dengan kebaikan ynag lebih besar. Malam hari sebelum tanggal 24, aku mengikuti salat tarawih di mushola dekat rumah. Alhamdulillah aku merasa terharu karena ini adalah tarawihku pertama di mushola sejak memiliki bayi. Terakhir tarawih berjamaah adalah saat aku mengharapkan kehamilan di tahun 2019, dan Alhamdulillah tak lama kemudian aku hamil dan tahun ini bayiku sudah bisa aku ajak tarawih. Pertama kalinya mengajak Kiya tarawih rasanya cukup deg-degan. Khawatir dia bosan dan menangis. Namun ternyata ia sangat enjoy, sambil makan snack, menirukan gerakan salat, dan bermain bersama teman sebayanya. Nggak ada rewel seperti malam sebelumnya karena siang tadi ia sudah cukup tidur sehingga setelah tarawih ia belum mengantuk, malah masih sempat ikut berbelanja. Masya Allah tabarakallah. 

pesan dari ibu

32 tahun tak lagi membuatku berharap ada kejutan, kado istimewa, perayaan makan di luar, atau pun berharap semua orang memberiku selamat. Ternyata usia 32 tahun mengajarkanku tentang inner peace, mindfullness, kesederhanaan, less expectation, dan acceptance. Di usia ini, inner peace atau ketenangan dalam hati adalah sebuah nikmat yang berharga. Bisa bersilatuahmi dengan keluarga, tetangga, dan sahabat yang walaupun tak banyak tetapi baik hati. Quality over quantity. Mindfullness membuatku merasakan dengan sadar apa yang aku lakukan. Tidak terburu-buru dan bisa memaknai setiap kejadian dengan baik. Kesederhanaan mengajarkanku bahwa masih banyak orang-orang yang memerlukan bantuan kita. Tak ada salahnya juga untuk lebih ealistis dengan mengutamakan kebutuhan yang mendesak alih-alih membeli sesuatu yang masih bisa ditunda nanti. Kita tidak sedang mengejar momentum karena memontum itu kita sendiri yang mengusahakannya. Less expectation mengajarkanku bahwa tak perlu kita berharap pada manusia yang seringnya berujung kecewa bila tak sesuai dengan harapan kita. Hanya berharap dan bergantung pada Allah yang tak akan pernah mengecewakan kita. Dan acceptance mengajarkanku bahwa kita harus menerima takdir yang Allah gariskan dengan lapang dada. Menerima apa yang ada pada diri dan berusaha untuk menjadi lebih baik daripada hari sebelumnya. 

Semoga di sisa hidup yang makin berkurang ini membuatku lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih sabar. Di hari ini pun aku berusaha untuk struggle menyelesaikan apa yang aku mulai. Alhamdulillah Allah beri kemudahan untuk menyelesaikan hutang puasaku sebelum puasa Ramadan dan menyelesaikan 12 meeting video bahasa Arab (yang aku simak secara procrastinating) dan mengerjakan 4 evaluasi sebelum portalnya ditutup tanggal 26. Oh ya aku juga menyelesaikan ujian tahsin di hari senin lalu dengan susah payah menghapal surat Asy-Syams tetapi pada saat tes malah blank. Namun demikian secara garis besar surat-surat lainnya, Alhamdulillah lancar dan kholas. 

Oh, ya aku juga mendapat gambar kiriman dari Cemara yang cute dan sweet banget.  

Terima kasih Ya Allah untuk kehidupan ini dan untuk semua harapan dan doa baik. 

doodle gift from cemara



No comments:

Post a Comment