Sunday, 26 February 2023

Run Lea Run (Part 5)

 


“Le, masih sedih?” tanya Rei hati-hati di ujung telepon.


“Iya. Masih nyesek aja. Kayak ada yang ngganjel gitu,” jawab Lea.


“Mau lari lagi besok pagi? Biasanya aku kalau lagi sumpek, aku bawa lari pagi. Setelahnya agak lebih baik.”


“Hm..Boleh. Kayaknya aku pengen larinya sendirian dulu deh.”


“Kenapa? Khawatir ketemu Boni lagi? Udah nggak usah didengerin omongan dia. Dasar tukang ngompor emang tuh anak!” 


“Bukan Rei. Aku pengen lebih tenang aja. Lagipula bukannya kamu besok ada interview lamaran kerja?” 


“Oh iya, hampir lupa. Hehehe. Makasih Le udah diingatkan. Ya udah, take care ya.”


Do you really care of me?” Pertanyaan Lea kali ini membuat hati Rei berdenyut.


Sure, Lea. Udah mendingan sekarang segera tidur dan berhenti overthinking. Besok lari pagi aja, jangan lari dari kenyataan. Okay?”


“Woiii. aku masih waras kali Rei. Ya udah, Good luck Rei.”


“Yo! Makasih. Bye.” Percakapan mereka selesai. Namun masih menyisakan pertanyaan yang tak sempat ditanyakan dan hanya mampu didengungkan dalam kepada mereka masing-masing. Mereka pun memasuki alam mimpi dengan membawa pertanyaan tersebut.


Keesokan harinya, Lea kembali melakukan lari pagi. Kali ini ia lakukan lebih pagi, sekitar jam 06.30. Seru sekali melihat jalan raya diramaikan oleh kendaraan yang ditumpangi oleh anak-anak yang berangkat sekolah diantar orang tuanya, para orang dewasa yang berangkat bekerja ke tempat kerjanya masing-masing serta para pedagang makanan dan tukang sayur yang berkeliling. Melihat kesibukan tersebut, Lea berhenti sejenak. Mengatur napas dan minum air mineral. Hati dan pikirannya kini terasa lebih plong dan ringan. Sinar matahari mulai menyapa dan menghangatkan tubuhnya. Ini membuatnya nyaman dan kembali bersemangat. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju taman yang di tengahnya ada air mancur dan kolam ikan koi. Benar-benar menenangkan dan menghilangkan stres. 


Sebuah pesan whatsapp masuk ke ponselnya. Dari Rei.


Woiiii jangan melamun di pinggir kolam. Awas kecebur digigit ikan koi!” 


Sebuah pesan singkat dikirim dengan diikuti stiker lucu dan ekspresi menyebalkan. Seketika Lea mengedarkan pandangannya mencari sosok Rei. Dari mana ia tahu kalau Lea sedang berada di dekat kolam ikan. Tak ada sosok Rei di sekitarnya. Aneh. Hanya ada beberapa lansia yang sedang berjalan-jalan sambil ngobrol. 


“Rei kamu di mana? Dari mana kamu tahu aku ada di dekat kolam ikan?” tanya Lea penuh penasaran.


“Dengan radarku, menemukanmuuuuuu….” Rei membalas dengan cuplikan lagu favorit Lea. 


Tak terasa sebersit senyum menghiasi wajah Lea. Gombalan Rei berhasil menerbitkan senyumnya. Ah akhirnya ia bisa kembali tersenyum lagi setelah badai yang menghantamnya dengan keras. Lea kembali memasukkan ponselnya dan kembali berlari. Hatinya menghangat. 




No comments:

Post a Comment