Wednesday 11 January 2023

Sweet Touring from Malang to Jogja (Part 1)


 April 2019, saat itu aku masih berdua saja dengan suami. Belum hamil Azkiya. Sehari-hari kami sibuk bekerja dan saat weekend biasanya kami habiskan untuk jalan-jalan kencan berdua atau bersama teman-teman. Namun saat aku mendapatkan libur dari tempatku bekerja, tiba-tiba suami mengajakku untuk pergi ke Jogja. 


“Naik kereta?” tanyaku.

“Enggak. Naik motor lah,” jawab suamiku dengan entengnya.

Apa?? Yang bener aja? Jauh Lho Malang - Jogja. Kata suamiku, itu cita-citanya sejak dulu. Motoran ke Jogja. Kebetulan suamiku punya saudara yang tinggal di sana, tepatnya di Bantul. 

Akhirnya dengan cukup nekat aku pun menyetujuinya. Dengan 2 hari persiapan, kami pun berangkat pagi hari lewat jalur Batu - Pujon - Ngantang - Nganjuk - Caruban - Ngawi -  Sragen - Surakarta - Yogyakarta



Rute berangkat


Pemberhentian pertama kami adalah di sebuah warung makan di tengah hutan Caruban yang memang disediakan sebagai rest area ala-ala. Sambil menikmati makan siang sederhana dengan pemandangan pepohonan yang teduh. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi ke Barat. Dhuhur kami berhenti sejenak di sebuah masjid di Madiun. Seru banget perjalanan touring menjadi musafir seperti ini. Sebenarnya ini juga merupakan harapanku saat kecil sih, yaitu touring antar kota dengan suami. Eeaa…. romantis kan. 


Tiba waktu Ashar, kami berhenti di sebuah masjid di daerah Sragen. Jalanan di sini cukup membuat boyok pegal-pegal karena aspalnya sudah rusak di sana-sini. Sepertinya disebabkan banyaknya angkutan muatan berat yang lalu-lalang seperti bis dan truk. Perjalanan kami juga diwarnai dengan hujan dan panas bergantian sehingga kami harus memakai jas hujan, lalu melepasnya, memakainya lagi. Hmmm..ini nih ribetnya kalau naik motor hehehe. Bahkan saat hujan turun cukup deras, kami tidak bisa langsung melanjutkan perjalanan. Lebih baik berteduh terlebih dahulu supaya tidak flu. 


Azan Magrib pun berkumandang, kami mampir di sebuah masjid di daerah Solo / Surakarta. Masjid-masjid yang kami singgahi sejak berangkat hingga magrib terasa nyaman bagi para musafir. Namun sayangnya saat itu aku sedang berhalangan sehingga tidak bisa merasakan nikmatnya salat dengan safari masjid. Di sini aku mulai merasa mual dan seperti masuk angin. Pengen rebahan rasanya. Suamiku sampai menawarkan untuk menginap di Solo. Namun aku menolak karena rencana awal kami adalah menginap di penginapan di tengah kota Jogja. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan dan singgah di sebuah warung soto kuali. Sotonya bening dengan beberapa iris daging ekonomis. Alhamdulillah setelah menyantap soto dengan kuah panas dan minum teh hangat, staminaku mulai terisi kembali. Kita pun lanjut….dan akhirnya sampai juga di penginapan di Jogja pada pukul 8 malam. Total 12 jam kami habiskan untuk berangkat. Alhamdulillah. Meskipun kata suamiku seharusnya waktu tempuh untuk berangkat sekitar 7-8 jam. Dikarenakan aku yang beberapa kali mengeluh capek dan berhenti akhirnya molor. Nggak papa sih daripada semakin capek di jalan lebih baik istirahat hehehe. 


Sesampainya di penginapan yang kami dapatkan melalui aplikasi, kami harus menunggu sampai kamar siap. Kok sepi ya penginapannya? Padahal halamannya luas. Memang sih bangunannya agak kuno tapi kami berusaha nggak berpikir yang aneh-aneh karena badan sudah lelah. Kukira setelah mandi dan beres-beres, kami bakal segera tidur, eh ternyata aku dan suami malah keluar penginapan untuk mencari makanan. Ternyata soto tadi cuma lewat hehehe. Alhamdulillah ternyata masih banyak warung yang buka meskipun sudah larut malam dengan suasana dan hawa khas Jogja yang nyaman dan hangat. 





to be continued….



bersama si lexy merah (sekarang udah dijual)

No comments:

Post a Comment