Tuesday 31 January 2023

Membentuk Kebiasaan Menulis Dengan Writing Tracker

 


Alhamdulillah akhirnya terlewati juga satu bulan yang produktif untuk menulis. Berawal dari tulisan yang kutulis di awal tahun ini tentang komitmen menulis, aku pun menjalani hari-hari di bulan Januari ini dengan mencurahkan ribuan kata melalui tulisan. Beberapa tantangan yang aku ikuti membuatku terbangun dari writing block selama beberapa bulan terakhir karena energiku terserap untuk event JCC 3. Aku bertekad memulai setoran di KLIP sejak tanggal 1 Januari dan memulai posting untuk event menulis 30 hari bercerita di instagram di tanggal yang sama juga. Kadang ada tema tulisan yang sama namun diposting di platform yang berbeda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan minimal jumlah kata. Namun juga banyak postingan cerita yang berbeda. Di sela-sela waktu itu aku pun menargetkan untuk menulis cerpen yang aku daftarkan untuk lomba menulis cerpen di sebuah platform. Menjelang akhir bulan pun aku harus berjibaku dengan menyelesaikan LPJ untuk kegiatan-kegiatan di regional IPMR. Sibuk banget ya bun. Alhamdulillah semua sudah terselesaikan. 


Jujur saja awalnya cukup berat karena harus mencari ide menulis apa, mencari foto pendukung yang sesuai, dan tentu saja mencari waktu yang tepat dan tenang untuk menulis. Untuk yang terakhir memang tantangan tersendiri buatku karena Azkiya yang juga sedang disapih ternyata makin lengket sama ibunya. Susah banget mau mengetik dengan tenang baik di ponsel maupun di komputer. Akhirnya aku menemukan pola yang pas, yaitu menulis di tengah malam sebelum jam cinderella. Memang sih aku mengantuk di jam-jam tidur bocil. Aku ikut tidur juga dan Alhamdulillah beberapa kali aku dapat terbangun lagi sebelum deadline. Eh tapi juga beberapa kali sempat bangunnya terlewat dan ya sudah nggak apa-apa, masih ada kesempatan di hari esok. 


Menulis saat tengah malam, saat semua orang terlelap memang sangat menenangkan.Semua ide mengalir keluar bagai air kran yang dibuka. Namun tak dapat dipungkiri, ada jam tidur yang berkurang, kadang agak pusing di esok harinya. Namun demikian hatiku terasa hangat, ringan dan lapang. Meskipun tak banyak yang membaca dan merespon tulisanku, aku merasa santai saja. Aku sangat menikmati waktu-waktu menjadi diriku sendiri seutuhnya, karena saat si kecil dan suami terbangun, peranku sudah berbeda lagi, bukan? 





Alhamdulillah aku sangat terbantu dengan calendar planner yang aku pesan di sasana upangga. Aku tahu apa yang harus menjadi prioritas tulisanku bulan ini. Aku jadi bisa melihat sejauh mana dan berapa tulisan yang sudah kutulis. Dan terakhir aku bisa mengevaluasi dan mengapresiasi diriku yang awalnya harus memaksa diri tetapi sekarang jadi kalau nggak nulis sehari aja rasanya ada yang kurang. Hehehe. Masya Allah tabarokallah. Semoga Allah mampukan aku untuk terus konsisten menulis di sini. Dan semoga bisa aku terapkan juga untuk membentuk good habit lainnya, misalnya membaca buku, olahraga maupun beribadah. Next time aku harus baca buku atomic habit juga sepertinya agar bertambah referensiku tentang membentuk good habit


Untuk teman-teman yang saat ini juga berjuang untuk membentuk good habit, semangat ya! Tidak ada proses yang mudah tetapi juga tidak sulit untuk dicoba. Kuatkan alasanmu memulai, catat progress-nya, dan evaluasi secara berkala. Oh ya penting juga memiliki support group atau teman-teman seperjalanan, agar saat semangat kita kendor bisa mendapatkan suntikan semangat lagi. Cari komunitas atau teman-teman yang sesuai dengan passionmu ya. 


“If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together.” (African proverb)

\



Monday 30 January 2023

Project Bersama Semut Merah Kaizen

Salah satu keuntungan lain mengikuti workshop kaizen writing adalah menjadi warga Semut Merah Kaizen (SMK). Penyambutan warga baru sangat seru walaupun dilakukan secara online. Sebagai batch 6 berarti kami adalah warga RT 06. Sebagai Pak RT dan Bu RT tentu saja adalah Mak Suri dan Pak Produser. Sebagai Pak Lurah SMK adalah Mas Didiet maulana. 


Di SMK kami boleh memilih masuk grup jurusan yang mana yang kami sukai. Kami menyebutnya dusun. Ada dusun fiksi, nonfiksi, merchandise, twitter, IG, siniar, puisi, klub baca, klub nonton, dan tim obrolan semut IG live. Banyak banget kan? Bingung sih awalnya mau masuk mana. Akhirnya ikutan SMK fiksi dan nonfiksi saja. Wow ternyata di dusun ini aku baru tahu bahwa banyak penulis-penulis yang sudah memiliki karya seperti novel, baik cetak ataupun novel di platform menulis. Aku bagaikan anak bawang hihi. Yah semoga dengan ini bisa membuatku semakin termotivasi untuk berkarya seperti mereka. 


Tahun lalu di dusun SMK non fiksi kami memiliki project menulis jurnal dengan tema yang ditentukan setiap minggunya. Alhamdulillah aku berhasil mengumpulkan beberapa tulisan. Ternyata dari tulisan tersebut dikurasi untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk podcast. Alhamdulillah dua cerita jurnalku lolos kurasi dan aku pun mencoba merekam suaraku sendiri untuk podcast SMK. It’s my first challenge. Akhirnya suaraku muncul di spotify. Deg-degan tapi  seneng juga sih. Terima kasih banyak ya tim produksi yang sudah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mewujudkan proyek keren ini. 


Bisa didengarkan di link berikut ini ya: 



https://open.spotify.com/episode/1z1ytZJUL1wHx5r6klByPP?si=A1o7v-DeQT28ZmCo5qTsJA&utm_source=whatsapp

Podcast yang pertama berjudul Adieu merupakan ceritaku tentang sosok wanita yang menginspirasi. Bagiku dengan mengabadikan kisahnya dalam cerita akan membuat kisah kehidupannya dikenang dan menjadi inspirasi walaupun ia telah tiada. 


https://open.spotify.com/episode/52i2f9s547dAvVSTULtxti?si=NKcvZpUyQhWQlZYgmJFfAw&utm_source=whatsapp

Sedangkan podcast yang kedua berjudul Sang Pemimpi dan Impianku yang Tak Tergapai. Dalam cerita kali ini aku mengisahkan tentang buku yang menginspirasiku dan membuatku untuk bergerak mewujudkan impianku. Meskipun pada akhirnya impian itu tak bisa kuraih, ada banyak hal yang bisa aku ambil hikmahnya. Aku berharap semoga dengan berani menuliskan kegagalanku aku telah memaafkan diriku di masa lalu dan berdamai dengannya. 


Untuk proyek di SMK Fiksi tahun lalu aku juga mengikuti upload karya fiksi mini dan berencana untuk ikut proyek bercerita di podcast juga tetapi belum sempat setor sampai sekarang, padahal deadlinenya bulan desember lalu. Hmm..belum terpikir nih ide untuk cerita fiksi. Semoga ada ide menghampiri dan masih diperbolehkan setor karya dan suara. 





Sunday 29 January 2023

Belajar Menulis Bersama Dee Lestari


Setahun yang lalu tepatnya pada tanggal 8, 10 dan 12 Februari 2022 aku mengikuti kelas workshop menulis bersama Mak Suri Dee Lestari yang berjudul Kaizen Writing batch 6. Aku merasa bersyukur dengan keputusanku mendaftar kelas ini karena sebelumnya cukup galau meu mendaftar atau tidak. Kaizen writing ini bekerja sama dengan aplikasi kuncie yang memberikan diskon dengan hanya membayar 300 ribu rupiah. Sepertiga harga dari batch sebelumnya. Pikirku kapan lagi kan ? Belum tentu batch berikutnya bakal ada diskon lagi. Akhirnya aku nekat mendaftar dan tak kusesali karena materinya sangat berbobot dan bermanfaat. Dan ternyata benar sekali, batch selanjutnya harga pendaftarannya naik lagi. Alhamdulillah rezeki banget dah. 


Dalam workshop ini ada beberapa modul yang kami pelajari ada 3 modul. Modul 1 tentang ide, peta cerita, dan struktur kerja. Modul 2 tentang seni bercerita : menghidupkan cerita dan karakter. Modul 3 tentang sentuhan profesional : riset, swasunting, dan disiplin kaizen. Ketiga modul tersebut dibagi dalam 3 hari dengan durasi masing-masing modul sekitar 2 jam. 

Webinar yang digunakan adalah sistem 1 arah dan bagi yang ingin bertanya disediakan platform web untuk menuliskan pertanyaannya yang dijawab dalam sesi tanya jawab oleh Mak Suri. 


Untuk materi karena bersifat confidential, aku tidak bisa menceritakan banyak di sini ya. Yang jelas aku sangat enjoy, senang, dan antusias saat mengikuti materi. Selain itu aku juga merasa tertampar dengan fakta faktor penyebab novel yang kutulis tak kunjung selesai. Berhenti di tengah jalan dan memulai cerita baru lalu tidak selesai lagi.  Ternyata komitmenku kurang kuat. Kurang disiplin. Padahal untuk menulis kita harus meluangkan waktu beberapa menit atau jam per harinya. Bukan menunggu waktu luang. Wes makin ter-jleb- jleb hati ini. Otak pun diajak belajar hingga ngebul. Begitupun dengan teman-teman seangkatan yang tergabung di grup WA. Namun demikian kami sangat terkesan dan rasanya singkat kuliah malam 2 jam itu. 


Oh ya, saat itu sebagai produser kelas adalah alm. Reza Gunawan, suami Mak Suri, sehingga saat beliau meninggal juga meninggalkan kenangan dan kesan bagi kami para peserta kelas kaizen writing. Duka cita mendalam dari kami. 


Terima kasih banyak Mak Suri Dee Lestari, penulis yang menginspirasiku, atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Terima kasih juga kuncie. Semoga semangat dari kelas kaizen writing ini bisa membuatku konsisten menulis lagi. Menghasilkan sebuah karya karena tulisan yang baik itu adalah tulisan yang tamat. 






 

Friday 27 January 2023

Kebahagiaan Menjadi Volunteer

 Mendengar kata volunteer atau relawan yang terbayang di benakku dulu adalah orang-orang yang membantu korban bencana alam. Ya, tentu saja tak salah. Relawan bergerak atas nama kemanusiaan. Namun ternyata yang dinamakan relawan tidak hanya itu saja. Lebih luas lagi. Termasuk orang-orang yang membantu terselenggaranya suatu project sosial, melakukan tugas yang diberikan padanya meskipun tanpa dibayar. Seperti halnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh OSIS, Himpunan Mahasiswa, BEM, dan ekskul lainnya. Mungkin karena sejak sekolah ataupun kuliah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan tersebut, setelah bekerja aku pun merindukannya. Tentunya berbeda  jika kita mengerjakan suatu project dalam pekerjaan karena kita dibayar dengan gaji.



kelas inspirasi pertamaku


Perjalananku menjadi volunteer berawal ketika justru berada di titik terendah setelah kegagalan dalam mencapai cita-citaku untuk mendapatkan beasiswa. Ibaratnya kita punya banyak cinta, waktu, dan materi, tetapi saat itu kita single. Maka menjadi volunteer pengajar dalam Kelas Inspirasi adalah jalan ninjaku. Hitung-hitung membayar keinginan menjadi pengajar muda yang tidak jadi kulakukan di masa mudaku. 


Selama masa kejombloanku dulu, ternyata aku mengikuti 6 kelas inspirasi di berbagai kabupaten di Jawa Timur, antara lain di Jombang, Jember, Malang, Magetan, Pacitan dan Pamekasan. Aku pernah menceritakan beberapa pengalamanku di blog ini. Tinggal KI Pacitan dan Pamekasan yang belum sempat terabadikan. Next time, Insya Allah.Selain membantu untuk memperkenalkan profesi pada anak-anak di pelosok desa, kita bisa berinteraksi dengan para guru maupun penduduk lokal. Biasanya setelah acara Hari inspirasi kami ada sesi jalan-jalan dulu dengan sesama volunteer. Mengenal dan menjalin relasi dengan para volunteer dari berbagai macam profesi dan latar belakang sangat membuatku senang. Bahkan setelah bertahun-tahun kami tak bertemu, kami kerap berinteraksi di media sosial walau hanya sekadar memberikan like pada postingan. 


Selepas dari volunteer KI karena kesibukan bekerja dan mengurus keluarga, aku pun beralih ke komunitas. Hampir sama sih sifatnya. Kami membuat program dan acara namun tak dibayar. Tapi kok ya senang-senang saja ya. Menurutku karena value yang sama yang kita perjuangkan membuat hati kita terisi dengan semangat dan perasaan saling berbagi. Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman menjadi volunteer membuat hidupku lebih terasa berwarna karena selalu ada tantangan dan juga solusi. Alhamdulillah. 



Thursday 26 January 2023

Main ke Wuffy Space


Outdoor area


resepsionis

 Wuffy space adalah salah satu playground cafe yang sedang hits di Kota Malang. Bagaimana tidak, playground untuk anak-anak ini juga dilengkapi dengan mini cafe lesehan untuk keluarga. Anak-anak senang, ayah dan ibu juga tenang sambil ngobrol dan makan-makan hehehe. 




Wuffy space berlokasi di Jalan Locari 12 Lowokwaru Malang. WuffySpace

playground cafe ini baru saja dilaunching tahun lalu. Ownernya adalah Kak Ghea Safferina Adany @gheaferina. Wuffy sendiri saya ketahui berawal dari mainan edukasi, worksheet dan printable untuk anak-anak bernama wuffy land yang dibuat oleh Kak Ghea. Keren banget.











Display product
indoor area










Menurutku konsepan playground cafe yang buka mulai jam 9 pagi sampai jam 9 malam ini, sangat menarik. Menggabungkan berbagai fasilitas yang nyaman dan cozy kayak berasa main di rumah temen, karena memang bangunannya adalah sebuah rumah di kompleks, bukan di jalan raya besar.  Harga tiket masuknya sampai terakhir kali aku dan Kiya ke sana adalah Rp 30.000 untuk 2 jam. Sudah termasuk arena indoor dan outdoor. Anak juga wajib mengenakan kaos kaki,  bagi yang tidak membawa kaos kaki bisa membeli kaos kaki di sana. Fasilitasnya termasuk lengkap. Ada tempat parkir, rak sepatu dan helm, ruangan display produk-produk mainan dan buku edukasi wuffyland yang menyatu dengan kasir dan sofa meja cafe yang nyaman. Selanjutnya ada ruang main indoor dan outdoor. Di ruang outdoor kita bisa menemukan aneka permainan outdoor seperti perosotan, ayunan, kuda-kudaan, rumah pohon, dan meja-meja untuk cafe lesehan. Didekor dengan sangat cantik dengan bunting flag, lampu kecil-kecil saat malam, dan karpet hijau seperti rumput, tentu membuat anak-anak betah bermain di sana. Tak perlu khawatir hujan atau panas karena walaupun namanya outdoor tetapi tetap berada di dalam ruangan hehe. Orang tua bisa tenang mengawasi anak-anak bermain sambil makan atau minum. Menu yang ditawarkan juga kids friendly dan harganya relatif tidak terlalu mahal. di area outdoor ini juga bisa digunakan untuk acara ulang tahun, tentunya harus reservasi terlebih dahulu pada pengelola. 



kids meal

Sedangkan di ruang indoor, kita bisa menikmati banyak fasilitas juga. Ada kolam bola warna-warni, ruang yang menyajikan aneka mainan edukasi dan pretend play, seperti kitchen set, dentist ser, jalur mobil-mobilan, rumah-rumahan dan masih banyak mainan menarik lainnya. Selain itu juga dilengkapi dengan perpustakaan mini dengan buku-buku yang menarik dan tempat yang nyaman untuk membaca. Ohya ada juga ruang kelas mini dengan meja dan kursi kecil. Pihak wuffyspace juga menyediakan mini class activity untuk anak-anak dalam grup. Toilet bersih dan mushola juga tersedia sehingga ibu-ibu tidak perlu khawatir jika berlama-lama di sini tapi jika lebih dari 2 jam akan dikenakan tarif extend ya. hehehe. Para pegawai juga ramah dan pelayanannya juga oke. 


Perpustakaan mini

Pengalaman Kiya diajak ke sini juga menjadi saranaku untuk observasi pada kemampuan sosialnya. Awalnya dia malu-malu dan selalu minta ditemani saat bermain, ibu jadi nggak bisa me time sama teman-teman ibu deh. Namun saat kunjungan ke-2, ia sudah lebih mandiri. Mau main sendiri ke tempat indoor dan outdoor. Ibu bisa makan dengan mindful sejenak. Dan kunjungan ke-3, ia sudah bisa main bersama dengan anak-anaknya sahabatku saat playdate ke sana. Ia juga sudah bisa antri saat menaiki perosotan, bergantian naik ke rumah pohon bahkan berpose untuk foto di sana. Eaaaa..endel juga kamu, Nak. Aku melihat ada perkembangan bagus untuk social skill dan kreativitasnya. Dan pastinya doi selalu happy setiap ke sini. “Ibu aku mau ke taman main!” kata Kiya. A recommended place to go with kids. Makasih wuffypace. 







Mini class

Cozy library

toilet dan kolam bola



•Dear @ibuprofesionalmalangraya •



Di tema hari ke-21 tantangan 30 hari bercerita ini aku ingin mengucapkan banyak terima kasih pada @ibuprofesionalmalangraya . Diawali pada tahun 2018 sebagai mahasiswi matrikulasi batch 6 dan anggota biasa saja. Di sinilah tempatku belajar, bertumbuh, berkarya, bersosialisasi, dan berkolaborasi. 

Mulai belajar bersama para mentor luar biasa di institut, mengasah passion bersama di kampung komunitas, berbagi bersama sejuta cinta, berwirausaha bersama kipma,  manajerial dan kolaborasi di sekreg. Seru banget. Banyak ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan yang didapat di sini. Bertemu para ibu hebat di bidang masing-masing, saling menginspirasi, mensupport, dan bahkan bisa jadi reunian yang satu almamater dulunya 😉

Kalau ada yang tanya, "Ngapain aja kegiatannya di Ibu Profesional?" Langsung saja kuarahkan untuk follow ig nya karena di situ sudah banyak informasi dan dokumentasi kegiatan kami yang terorganisir dengan menarik dan rapi 😍 

Selama pandemi kemarin yang juga my post-partum periode, bergabung aktif di komunitas ini secara online membuatku tak merasa sendirian. Banyak support system dan kegiatan yang bermanfaat walaupun secara fisik hanya di rumah saja. 

2021 aku mulai memberanikan diri untuk menerima tantangan mengambil peran sebagai pengurus. Bersama membuat kegiatan-kegiatan yang menarik dan insya Allah bermanfaat tak hanya bagi member tapi juga untuk umum. Masya Allah, berada di komunitas yang positif membawa perubahan baik buatku pribadi dan keluarga. 

Puncaknya adalah Alhamdulillah kami bisa melanjutkan event tahunan yang sempat vakum, yaitu jelajah cita-cita 3 pada akhir 2022. Bersama mereka yang ada di foto ini, I'm beyond happy to be part of this amazing team. Bersama ibu-ibu yang juga memiliki kesibukan domestik dan publik, tapi masih bisa menyempatkan untuk berkontribusi di sini. Bahagia, sedih, bingung, lelah, excited, kita lalui bersama dan semoga bisa menjadi bahan bakar semangat kita untuk memulai kegiatan baru di tahun 2023 ini. Terima kasih untuk selalu berbagi dan menginspirasi. 

"Bersinergi jadi inspirasi" 


Wednesday 25 January 2023

Wisata Belajar ke Kampung Wisata Keramik Dinoyo bersama Si Kecil

 



Kampung Wisata Keramik Dinoyo merupakan sentra pembuatan keramik di Kota Malang yang berlokasi di Jalan M.T Haryono 9 No.336, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Kampung Wisata Keramik Dinoyo

Berikut ini adalah link websitenya

https://kampoeng-wisata-keramik-dinoyo.business.site/?utm_source=gmb&utm_medium=referral


Pada tanggal 23 Oktober lalu, aku bersama Si Kecil dan teman-teman member IP Malang Raya mengunjungi Kampung Wisata Keramik Dinoyo sebagai bagian dari road to Jelajah Cita-Cita 3, yaitu mengenalkan profesi pengrajin keramik. Selain itu kami juga memberi kesempatan pada anak-anak untuk berkreasi melukis gelas untuk tempat pensil yang terbuat dari keramik. Harga tiket yang dikenakan adalah Rp 35.000 dengan fasilitas mendapatkan study tour mulai tentang cara membuat keramik, proses pengolahannya, hingga pewarnaannya. Anak-anak juga mendapatkan sebuah gelas dari keramik untuk dilukis. Alat dan cat sudah disediakan di sana. Anak-anak tentu saja sangat excited, tak terkecuali Si kecil Azkiya sebagai peserta terkecil hihihi karena disarankan untuk usia 4 tahun ke atas. Namun karena Azkiya suka sekali memegang kuas dan sudah kenal dengan melukis, dia sangat senang. 


Sebelum mulai melukis, anak-anak mendapat pengarahan dan penjelasan tentang bahan pembuatan keramik dan proses membuatnya. Tak hanya anak-anak yang tertarik tetapi para bunda juga terlihat antusias. Sayangnya karena jumlah anak yang ikut cukup banyak jadi berjubel di ruangan produksi yang agak sempit. 



Untuk tempat melukis ternyata yang dipakai adalah sebuah rumah yang memang digunakan untuk kegiatan dan juga mendisplay keramik yang sudah jadi. Pengunjung selain mendapat kesempatan untuk melukis juga dapat membeli keramik yang belum diwarna maupun keramik yang sudah jadi. Bagus-bagus banget. Tak hanya berbentuk gelas, ada juga untuk vas bunga, asbak, hiasan meja, dan banyak lainnya.




Di sini juga sering menjadi kunjungan instansi, sekolah, komunitas maupun pengunjung perorangan. Setelah acara melukis selesai, perwakilan dari komunitas kami memberikan kesan dan ucapan terima kasih kepada pihak kampung wisata keramik dinoyo yang telah berbagi ilmu dan pengalaman pada anak-anak dan para bunda. Acara ditutup dengan foto bersama. Anak-anak senang sekali dengan hasil karya mereka. Selain belajar dan berkarya, anak-anak pun dapat saling bersosialisasi dengan teman-teman baru. Bahkan Si kecil Azkiya yang dulu takut dengan banyak orang, kini sudah berani tampil dan foto bersama. Ia juga tidak rewel dan sangat menikmati proses melukisnya dengan mencampur aneka warna. Good job Nak :) 


Terima kasih panitia JCC 3 untuk kesempatannya <3






Tuesday 24 January 2023

Pantai Bambang dan Danau Perahu Bebek

 




Kapan terakhir kalinya teman-teman pergi ke pantai? Menikmati angin sepoi-sepoi, mendengar debur ombak, atau bermain pasir pantai. Terakhir kalinya aku ke pantai adalah saat lebaran tahun 2019. Hampir 4 tahun yang lalu hiks. Tepatnya sebelum saya hamil, melahirkan, kemudian pandemi dan pasca pandemi. Mungkin jika saat ini ada yang mengajakku ke pantai, aku akan lonjak-lonjak kegirangan. Namun, sayangnya tidak ada yang mengajakku dan cara terbaik untuk mengobati kerinduan pada suasana pantai adalah dengan mengenang dan menuliskannya. 



Saat lebaran 2019, aku dan suami mengunjungi keluarga besar dari mertuaku di Lumajang, Kecamatan Pasirian. Setelah bersilaturahmi ke keluarga, kami menyempatkan untuk berwisata sejenak sebelum pulang. Pilihan kami jatuh pada Pantai Bambang, yang tak jauh dari tempat kami, Pantai Bambang. Sejujurnya sampai sekarang masih penasaran kenapa namanya Pantai Bambang? Apakah yang menemukan pantai itu adalah Pak Bambang? Who knows. 


Setelah melewati jalan berkelok dengan arahan dari saudara kami yang menjadi guidenya,  sampailah kami di Pantai Bambang dengan pasirnya yang hitam dan ombaknya yang berdebur cukup keras. Kami disambut angin pantai yang sepoi-sepoi dan cuaca yang agak mendung sehingga tidak terasa panas. Segarnyaaa!!! 


Pada siang hari itu ternyata sedang ada perahu nelayan yang baru datang dari tengah lautan yang disambut oleh dengan sigap oleh bapak-bapak yang sedari tadi duduk di tepi pantai. Mereka menarik tali untuk menepikan perahu motor tersebut dan menyambut hasil tangkapan ikannya. Ramai dan seru sekali melihatnya. Tak lama kemudian, suasana pantai kembali didominasi dengan riuhnya deburan ombak. Di tepi pantai tersebut juga banyak sekali warung berjajar yang menjual aneka makanan, jajanan, dan minuman. 





Usai bermain dan menikmati pemandangan pantai dan lautan, kami pindah ke danau yang terletak di area sebelum pantai. Unik sekali ada danau dengan latar belakang hutan dan bebatuan yang lokasinya bertetangga dengan pantai. Di danau tersebut ada banyak fasilitas yang disediakan. Ada naik perahu motor keliling danau, perahu kayuh berbentuk bebek, dan canoe. Di tepi danau juga banyak orang berjualan makanan dan mainan untuk anak-anak. Awalnya kami naik perahu motor bersama-sama. Kemudian aku, suamiku, dan keponakan menyewa perahu bebek. Sedangkan tante memilih mengayuh canoe seorang diri. Seru banget ya. Sekalian olahraga hahaha. Pemandangan seperti ini benar-benar menyejukkan mata sekaligus menenangkan. Membuat kami betah berlama-lama di sana. Namun sayangnya kami harus segera pulang. Terima kasih Pantai Bambang. 


 


 




Monday 23 January 2023

Refreshing di Embung Cempaka




Embung cempaka adalah salah satu tempat wisata air yang tidak jauh dari pusat Kota Malang. Tepatnya  terletak di sebuah desa bernama Sumberpasir, Pakis. Untuk lokasi bisa di klik di sini ya Embung Cempaka. Tanggal 19 Januari 2023 kemarin aku dan keluarga kecilku ke sana untuk memperkenalkan si kecil pada aktivitas berenang yang sudah ia inginkan sejak lama. Gendanya cukup dadakan sehingga kami pun membeli baju renang anak dadakan juga, via online tetapi masih di Malang jadi bisa dikirim di hari yang sama. 


Awalnya aku mengira kami akan pergi ke taman xxx untuk berenang, ternyata lho..kok jalannya makin lama makin sempit, bukannya lokasi taman xxx dekat dengan jalan raya ya? Ah ternyata temanku sebagai guidenya mengajak kami blusukan lewat gang, melewati rumah penduduk, lalu sawah-sawah dan ladang, hingga akhirnya menuruni sebuah bukit yang dikelilingi oleh pepohonan yang asri, sampailah kami di Embung Cempaka. Benar-benar tempat yang cocok untuk menyegarkan mata dan pikiran. 


Harga tiket masuknya pun cukup 5 ribu saja per orang dan biaya parkir sepeda motor. Suasana saat itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang dan anak-anak saja yang berenang di kolam dengan seluncuran dan ember tumpahnya. Namun ternyata di kolam lain yang lebih dalam, yaitu 3 meter yang mirip dengan danau bebek, ada para taruna TNI AL yang sedang berlatih berenang. Bahkan mereka berenang dengan mengenakan seragam dan membawa senjata. 


Terdapat beberapa gazebo untuk ,menunggu dan duduk santai. Air kolam juga bersih dan segar, tak terlalu dingin. Si kecil sangat excited, bahkan tak mau mentas hehe. Untuk naka-anak kecil cukup di tepi kolam dan diawasi oleh orang tua, sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar dapat menuju kolam bagian tengah yang lebih dalam, sekitar 1 meter. 


Ada juga beberapa deretan warung yang menyediakan makanan, kue, dan minuman. Namun karena saat itu bukan weekend jadi tidak semua warung buka, hanya 2 warung saja. Harga makanan juga relatif tidak terlalu mahal. Fasilitas lainnya ada sebuah mushola sebelum tangga ke bawah menuju kolam. Ada juga toilet dan kamar ganti yang menurutku agak kurang layak dan nyaman. Hehehe. Semoga suatu saat dapat ditingkatkan oleh pihak pengelola. 


Begitulah short getaway kami yang murah meriah dan cukup menyenangkan untuk refreshing. Si kecil senang dan cukup berani berenang bersama ayahnya. Mungkin jika berkunjung saat weekend akan lebih ramai dan kolamnya seperti dawet hehehe. 

 

Sunday 22 January 2023

Sayonara Jogja (Part 6 - END)

 



Malam terakhir di Jogja kami lewati dengan berkunjung ke Malioboro. Sebenarnya aku tidak ada rencana sama sekali ke sana. Masih teringat capeknya berbelanja sambil jalan-jalan di sepanjang jalan Malioboro beberapa tahun sebelumnya. Namun ternyata keputusan untuk ke Malioboro adalah tepat karena setelah itu para pedagang di sana sudah tak berjualan di sepanjang trotoar legendaris tersebut. Kami hanya berbelanja seperlunya untuk kebutuhan oleh-oleh. tetapi ya tetap saja rasanya capek. Sementara aku belanja, suamiku ngobrol dengan kawan lamanya yang menemani kami di Malioboro. 


Keesokan harinya kami bersiap untuk perjalanan pulang melalui jalur selatan. Setelah mempersiapkan diri dan berpamitan pada keluarga Griya Bajjah, kami meluncur dengan rute Gunung Kidul - Wonosari - Wonogiri - Pracimantoro - Pacitan - Trenggalek - Tulungagung - Blitar - Kepanjen - Malang. 


Di daerah Gunung KIdul kami melewati daerah pegunungan dengan pemandangan yang cantik dan udara cukup dingin. Setelah itu kami melewati hutan-hutan di daerah Wonosari dan Wonogiri. Wono sendiri dalam bahasa Jawa artinya adakah hutan. Sepertinya karena masih banyak hutan jadi dinamakan demikian. Dalam jalur tersebut kami juga melewati museum karst indonesia tapi kami nggak sempat mampir karena memang tidak ada dalam rencana kami. Pemandangannya keren banget di jalur ini. Meskipun kanan-kiri dipenuhi pepohonan, namun jalan aspalnya sudah bagus dan nyaman dilewati.



Tengah hari kami telah sampai di Pacitan dan mampir ke rumah sobat Kelas inspirasi Pacitan, yaitu Om wid. Baru kali ini aku mampir ke rumah beliau yang sering digunakan sebagai markas teman-teman Kipac kala itu. Kami juga bertemu mas Naufal, fasilitator kelompokku dulu. It’s good to be back in Pacitan. Di rumah Om Wid kami makan siang, salat jamak duhur - Asar, dan rehat sambil ngobrol-ngobrol. Om Wid adalah seorang fashion desainer dan tailor yang pernah satu kelompok KI denganku di KI Magetan dan saat KI Pacitan kami hanya sempat bertemu sebentar.  Matur nuwun Om Wid beserta keluarga dan mas Naufal untuk reuni singkatnya. Semoga suatu hari bisa main ke Pacitan lebih lama lagi. 





Kami berdua melanjutkan perjalanan melewati jalan pegunungan berkelok lagi sampai ke Trenggalek untuk salat maghrib di sana. Kemudian kami lanjut ke tulungagung dan berhenti untuk makan malam sejenak dengan bebek purnama my love. Hahaha. Daripada mikir nyari yang lain, mumpung lewat ya mampir saja. Hari sudah semakin malam dan kami masih harus melewati Blitar. Kalau tidak salah ingat, saat di Kanigoro aku merasa sangat mengantuk sementara jalanan semakin malam semakin liar. Berpacu bersama truk dan bis. olala..akhirnya suamiku berhenti di sebuah SPBU dan menyuruhku tidur sejenak di sana. Ini pertama kalinya aku tidur di SPBU, sudah kayak touring beneran kan? Tak lama kemudian aku terbangun karena suara ribut-ribut. Katanya ada anak kecil kabur dari rumah dan ibunya menemukannya di sini lalu memarahi dan mengajaknya pulang.  Hmm.. rasanya sudah cukup fresh untuk melanjutkan perjalanan setelah sak sliyutan. Ternyata tadi suamiku juga tidur sebentar untuk mengembalikan tenaga. 


Udara malam semakin dingin dan jalanan semakin ramai. Aku sudah tak terlalu memperhatikan sekitar karena fokus melihat ke depan dan berharap segera sampai di Malang. Finally, kami sampai juga di Malang jam 12 malam. Alhamdulillah..setelah sekitar 14 jam perjalanan (include mampirnya) kami tiba dengan selamat dan segera membersihkan diri lalu tidur. What a tiring yet memorable trip! Pengen deh rasanya mengulang kembali touring antar kota antar provinsi lagi, tapi sekarang sudah ada bocil hahaha, shall we? Ternyata pak suami lebih memilih pakai mobil saja deh untuk kembali ke sana dengan mengajak bapak dan ibu suatu hari nanti. Aamiin. 





Terima kasih Jogja untuk hari-hari serunya. See you again someday. 



Friday 20 January 2023

Menikmati Siang Syahdu di Parangtritis (Part 5)

 



Destinasi berikutnya setelah berwisata sejarah, kami menuju wisata alam. Awalnya aku mengusulkan ke Hutan pinus Imogiri yang tak terlalu jauh juga, tetapi Paksu pengen ke pantai dan merencanakan kunjungan ke hutan pinus setelah. Akhirnya kami melaju ke pantai selatan, Pantai Parangtritis, dengan berbekal informasi dari google maps. Sebelum kami sampai di pantai. kami mampir ke gumuk pasir. Biasanya di sini digunakan untuk sandboarding. Berhubung saat itu cuacanya panas sekali dan kami tak ada niatan sandboarding, kami hanya lewat saja dan melanjutkan perjalanan ke pantai. 






Pantai Parangtritis  ini terkenal sejak aku kecil tapi aku baru mengunjunginya kali ini. Berkunjung pada saat weekday adalah keuntungan tersendiri karena pantai cukup sepi dan tak berjubel orang. Senangnya akhirnya bisa merasakan angin semilir pantai dan aroma laut. Di sini sekarang juga banyak foto spot yang bagus untuk foto kekinian. Eh ada juga kolam air hangatnya lho. Ada delmannya, ada ATV buat offroad di pasir pantai, dan ada juga paralayang di atas bukit tak jauh dari pantai. Siang itu suamiku mencoba menyewa ATV, Wow seru banget ya ternyata naik ATV di pasir pantai. 




Setelah puas bermain di tepi pantai, kami melaju ke atas bukit untuk melihat arena paralayang. Kami harus berjalan kaki menuju puncak bukit tempat take off paralayang. Ada tangga dan bangku-bangku di tepinya milik sebuah kafe yang saat itu masih tutup ternyata. Mungkin kalau malam pemandangannya lebih bagus dan suasananya lebih romantis dan agak ramai saat weekend. Suamiku memilih duduk-duduk di bangku kafe sambil berteduh, sementara aku melanjutkan langkah sendirian ke puncak bukit. Astaga… deg-degan banget rasanya berada di ketinggian tanpa ada pohon atau bangunan lain. Berasa mau ikut jatuh ke tebing. Sejauh mata memandang bagus banget pemandangan pantai dari sini. Ternyata pada saat itu ada para TNI AU yang sedang berlatih terbang dengan paralayang. Wuah kereeennn..pengen banget tapi berdiri saja aku takut. hahahaha. Akhirnya aku mengambil foto sambil duduk di pavingnya dengan panas yang cukup terik.








Hari semakin siang dan kami memutuskan untuk pulang saja ke Griya Bajjah. Rencana ke hutan pinus tinggalah rencana karena ternyata kami sudah cukup capek dan lapar. Jauh-jauh ke sini, perut kami ternyata minta belok ke warung nasi padang dan memesan rendang. oalahh… hahaha. Namun sorenya kami berkesempatan untuk mencoba gudeg manggar, yeyy…yaitu gudeg dengan manggar atau bunganya kelapa. Rasanya enak juga, nggak kalah dengan gudeg tewel pada umumnya.