Sunday, 9 August 2020

Menjelajah Wahana Surfing Pra-Bunsay 6 IIP

 

Jurnal pengalaman saya terkait dengan COC pada Institut Ibu Profesional.

               Saya senang sekali setelah melihat dan mendengarkan penjelasan Mbak Ratna dan Mbak Yani di FBG IIP mengenai COC. Apa sih CoC itu? Code of conduct atau pedoman perilaku bermartabat agar tidak menimbulkan bias perilaku menyimpang dalam komunitas Ibu Profesional. Pada intinya apa pun kegiatan baik secara online maupun offline baik diperbolehkan asalkan tidak boleh :

1.     -  Bicara politik dan kritik pemerintah

2.     -   Ghibah

3.      -  Fitnah

4.      -  Khilafiyah

5.     -   Menyinggung suku, agama, ras, anggota tubuh

 Tentu saja ada konsekuensi apabila melanggar CoC tersebut, namun akan diutamakan diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan terlebih dahulu.

    Oh ya dengan Coc ini juga melatih kita agar tidak mudah baper (bawa perasaan). Ada satu pengalaman yang masih saya ingat ketika masih menjadi satu dalam grup besar IP Malang Raya. Saat itu saya pernah membagikan publikasi sebuah acara yang diadakan oleh komunitas di luar IIP . Saat itu saya benar-benar lupa bahwa hal tersebut tentu saja melanggar COC. Kemudian salah satu kawan dalam grup mengingatkan saya, “Bukankah publikasi ini melanggar COC ya mbak?” DEG! Saya pun segera tersadar dan segera meminta maaf. Kemudian saya hapus e-flyer acara tersebut. Entah mengapa rasanya malu walaupun melakukan kesalahan yang terlihat sepele tersebut. Saya berterima kasih karena ada anggota grup yang sudah mengingatkan saya dengan baik, tidak serta merta memarahi dan memberikan konsekuensi.

             Membahas mengenai silent reader saya juga merasa tersentil karena awal bergabung saya hanya hanya membaca puluhan bahkan ratusan chat yang menumpuk tanpa memberikan komentar. Suatu kali saya pernah memberikan komentar namun tidak ada yang menanggapi, hmm…ya sedikit baper memang. Ada perasaan minder. Namun ketika saya berganti peran, menjadi pengurus divisi online rumbel, saya harus menyapa anggota grup. Alhamdulillah selalu ada anggota atau pengurus yang menjadi support system. Berusaha aktif dan ramah agar saya tidak merasa minder dan berbicara sendiri di grup tersebut. Saya berterima kasih atas kesempatan dan amanah yang diberikan oleh penanggung jawab rumbel yang selalu membimbing dan mengarahkan saya sebagai anggota baru untuk lebih aktif berpartisipasi dan berkreasi. Selain itu, dengan adanya kopdar yang saya ikuti baik kopdar regional, seminar regional atau kopdar rumbel, membuat saya lebih akrab dengan teman-teman sesama anggota sehingga saya tidak lagi merasa minder. 

Dalam wahana selancar ini saya kembali berselancar ke masa lalu saya, mengingat kembali tentang CoC Ibu Profesional, mengingat kesalahan yang saya buat dulu agar di masa depan tidak terulang dan dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik, aktif dan lebih bermartabat. Aamiin. Semangat!

Terima kasih 😊

              

Sunday, 2 August 2020

MEMBANGUN ISTANA PASIRKU

Tugas Pra-bunsay batch 6

MEMBANGUN ISTANA PASIRKU 

                Konsep materi bunsay kali ini benar-benar dikemas dengan sangat menarik yaitu petualangan di Pulau Cahaya. Seakan kita diajak benar-benar berpetualang mengarungi samudera ilmu dan nantinya akan kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Diawali dengan konsep istana pasir dan nantinya diikuti oleh konsep lanjutan. Wah tak sabar untuk segera berlayar dan berpetualang bersama ibu-ibu pembelajar Bunsay batch 6.

    Istana pasir, seperti yang telah dijelaskan oleh Mbak Rima dalam video materi  adalah tentang cara berpikir kritis (Critical thinking). Berpikir kritis sebagai dasar atau pondasi kita dalam proses belajar, contohnya tentang ilmu parenting, yakni berpikir apakah ilmu itu baik bagi kita dan keluarga. Setelah itu berpikir apakah ilmu itu benar atau tidak, caranya dengan mencari referensi secara saintifik. Dan yang tak boleh terlupa adalah apakah ilmu itu bermanfaat bagi kita dan keluarga. Sementara di luar diri kita ada banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang bertebaran, kadang membuat kita bingung dan merasa “overload”. Cara yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah dengan mengendapkan sementara dan jangan ditelan mentah-mentah. Berbicara ke dalam diri kita sendiri akan membantu kita menemukan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Selanjutnya kita harus dapat melihat dari sudut pandang yang berbeda.

                           

 

blog.flickr.net                                                                                                                                                                                                                                                     

              Bagi saya, istana pasir di sini adalah ibarat pondasi yang akan kita gunakan untuk melewati petualangan berikutnya. Pondasi yang kita bangun haruslah kokoh agar tidak mudah terhempas ombak ataupun badai. Saat datang permasalahan diharapkan kita dapat bertahan dan mencari solusi untuk menyelesaikannya. Kembali berbicara ke dalam diri kita sendiri, tentang tujuan dan peranan kita. Tujuan / goal saya adalah dapat menjalankan dengan baik dan profesional peran saya sebagai diri sendiri, istri, ibu dan juga sebagai bagian dari masyarakat. Dengan menetapkan tujuan / goal dari masing-masing peran tersebut akan membuat kita bersemangat lagi saat jatuh dalam perjalanan kita melalui proses-prosesnya. Ketika menentukan tujuan tersebut tentunya tidak bisa berjalan sendiri, ada keluarga yang akan kita bawa bersama. Oleh karena itu kita memerlukan home team, karena dukungan mereka sangatlah penting bagi kita dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

            Berbicara tentang tujuan dan peranan kita tak lepas dari makna Institut Ibu Profesional bagi kita. Setelah menyimak penjelasan mbak farda, bagi saya Ibu profesional adalah ibu yang dapat menjalankan perannya dengan profesional dan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Jika diibaratkan istana pasir, pondasinya adalah tujuan utama kita dan menara-menaranya adalah peranan kita sebagai diri sendiri, istri, ibu dan bagian dari masyarakat.

          Sebagai diri sendiri : Menemukan minat dan menekuninya sehingga bisa menjadi pribadi yang profesional untuk meningkatkan aktualisasi diri dan mewujudkan impian. Minat saya adalah dalam pengajaran Bahasa asing, menulis, bidang literasi dan baru-baru ini belajar untuk mengembangkan bisnis dari rumah. Dengan selalu belajar dan mempraktikkan maka diharapkan ilmu tersebut dapat menjadi amal jariyah dan bernilai ibadah. Sebagai diri sendiri juga tak terlepas dari menjadi hamba Allah untuk selalu memperbaiki kualitas ibadah .

        Sebagai istri : Dapat menjadi partner suami dalam mengelola hal-hal yang berurusan dengan rumah tangga. Saling terbuka, percaya, menjaga komunikasi dan saling memenuhi kebutuhan untuk menjaga keharmonisan keluarga.  

           Sebagai ibu : Dapat menjadi contoh yang baik untuk anak, karena anak adalah peniru yang ulung. Merawat, mendidik dan memenuhi kebutuhan anak baik dalam segi jasmani maupun rohani. Membersamai anak untuk menemukan passion yang sesuai dengan keinginannya dan memfasilitasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah sangat dibutuhkan ilmu parenting yang disesuaikan dengan karakter dan nilai yang dianut oleh keluarga kita.

          Sebagai bagian dari masyarakat : Dapat aktif ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan dalam masyarakat.  Dan lebih baik lagi jika dapat menyalurkan kompetensi kita untuk mencapai tujuan bersama-sama.      

          Terkadang saya berpikir, wah banyak sekali ya hal-hal yang harus saya pikirkan dan lakukan. Pernah juga saya mengalami semacam stress karena memikirkan hal itu. Oleh karena itulah saya harus memetakannya, mencatat apa yang akan saya lakukan dan memenej waktu dengan baik. Tentu tak mudah, apalagi di awal-awal memulai. Berat rasanya. Namun kembali lagi kita tengok tujuan kita, maka semangat itu akan muncul kembali dan jalani apa yang kita ingin lakukan dengan bahagia.          

Semangat para bunda sayang!