Departure – Arrival
Kelas Inspirasi Jember 4 di akhir bulan November
2016 ini adalah salah satu agenda yang saya nanti-nantikan. Setelah minggu yang
padat merayap, maka kegiatan positif di akhir pekan yang kabarnya juga akan
diadakan rekreasi ke pantai teluk Love ini
membuat saya sangat bersemangat. Maklum sudah lama tidak ke pantai.
Berbekal sebuah tas ransel, jaket, roti untuk makan malam dan rasa antusiasme
untuk bertemu dengan orang-orang baru yang sehari-hari hanya saling
berkomunikasi di grup whatsaap, saya pun tetap berangkat walau hujan masih
mengguyur langit Jombang malam itu.
Setelah 1,5 jam perjalanan bis dari Jombang – Surabaya, saya menunggu
kawan-kawan baru yang akan berangkat bersama ke Jember di ruang tunggu terminal
Bungurasih. Tepat pukul 12 malam, kami ber-9 naik bis tujuan Jember dan akan
turun di terminal Tawang Alun. Ada Kak Ajeng, Kak Forman, Kak Zaqi, Kak Hanif,
Kak Not, Kak Ain, Kak Ica, dan Kak Satriyo. Tak lama setelah bis berjalan, saya
sudah tertidur. Tentu saja saat itu kami tidak bisa tidur nyenyak dan
seringkali terbangun. Sesampainya di terminal Tawangalun, jam sudah menunjukkan
pukul 4.30, bertepatan pula dengan pesan dari Kak Gyas selaku panitia yang
menanyakan keberadaan kami. Saya salut dengan para panitia KIJ 4, mereka
memastikan kami, para relawan dari luar kota Jember mendapatkan akomodasi yang
baik. Terima kasih ya Kak Bastomy dan Kak Gyas sudah menjadi KI-Jek pagi-pagi,
padahal mereka sendiri juga harus segera mempersiapkan briefing pagi di SMAN 1
Jember.
Briefing
Saya dan Kak Ajeng transit di rumah Kak Talita,
fotografer rombel kami, rombel 6. Saya bertemu dengan Kak Farida yang sudah
datang tadi malam. Kami dijamu dengan sangat baik oleh keluarga Kak Talita.
Setelah bersih diri, kami menghadiri briefing di aula SMAN 1 Jember yang tak
jauh dari sini. Ternyata para relawan telah banyak yang berdatangan dari
berbagai macam profesi dan kota. Saat itu ada Kak Anggi dan Kak Nadzir yang
menjadi MC. Iya..Kak Nadzir yang koordinator rombel kami, yang selalu ngasih
semangat dan selamat pagi di grup, yang selalu
ngajak VM dan menawari anggota grup untuk jadi moderator tapi nggak ada yang
angkat suara akhirnya dia sendiri yang memoderatori hihihi.
doc : panitia. Relawan dan panitia KIJ 4 |
Separuh personil rombel 6. Doc : Kak Not |
Menuju Lokasi
Sekolah yang menjadi zona inspirasi rombel kami adalah SDN Curahtakir 6 di Desa Tempurejo, Jember Selatan. Konon kabarnya, sekolah kami mendapat rangking ke-6 dari 16 sekolah yang diurutkan dari sekolah yang memiliki akses tersulit. Untuk sekolah dengan akses dan medan paling ekstrim adalah rombel 1, yakni SDN Andongrejo 4 di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Nah balik lagi ke rombel kami karena searah, rombel kami berangkat bersama rombel 5 yang mendapat SDN Curahtakir 2. Setelah acara ngetem di depan indomaret menunggu personil lengkap, akhirnya saya bersama kak Talita, Kak Elia, Kak Nastiti, Kak Asih, Kak Not, Kak Ega, Kak Nadzir, Kak Farida dan Pak Isma berangkat beriring-iringan naik motor ke lokasi. Sempat deg-degan juga karena saya nggak pakai helm sementara hujan tak kunjung reda. Selama perjalanan saya sempat memperhatikan beberapa nama daerah yang sama dengan daerah di Malang, seperti Sumbersari dan Kebonsari. Kami berangkat dari kota, kemudian melewati sawah dan ladang, kemudian perkebunan milik PTPN yang tampak seperti hutan dengan kanopi yang membuat sepanjang jalan terasa gelap. Akhirnya rombel kami dan rombel 5 harus berpisah di SDN Curah takir 2. Sementara itu, kami masih harus kembali meneruskan perjalanan ke jalanan menanjak yang mulai berbatu dan tanah yang licin karena hujan. Di jalan ini saya dan Kak Talita nyaris oleng di jalanan menurun. Saya yang teringat pengalaman saat touring dan terjatuh dari motor di medan seperti ini segera turun dari motor dan memilih berjalan kaki. Saya harus ekstra hati-hati karena saya memakai sandal karet yang ternyata sangat licin jika dipakai di medan seperti ini. Akhirnya saya bertukar posisi dengan Kak Nastiti. Saya melanjutkan perjalanan dengan Kak Elia. Fasilitator rombel kami ini meskipun kecil tapi tangguh dan sudah terbiasa dengan medan seperti ini. Setelah melewati jalanan makadam, sampailah kami di tepi sawah yang berlatar gunung berkabut. Kak Elia sampai menghentikan motornya agar saya bisa mengambil foto karena sebelumnya saya sempat heboh melihat pemandangan di depan mata itu.
doc : pribadi . pemandangan berkabut yang menyambut kami |
Setelah 2 jam perjalanan, kami sampai di SDN Curahtakir 6. Sampai di sini, sinyal HP saya sudah tak terdeteksi lagi. Kami sempat menjumpai adik-adik yang sedang bermain di tepi sawah. Mereka tampak senang dan bersemangat ketika saya beri tahu bahwa besok kami akan bertemu di sekolah. Saya yakin mereka sedang bertanya-tanya siapa kami dan dari mana, namun masih malu-malu. Kami disambut oleh Bapak Kepala Sekolah, Pak Bonari Untung, yang tinggal di rumah dinas di samping sekolah. Kami pun mempersiapkan perlengkapan untuk besok seperti memasang banner dan menata ruang untuk istirahat kami di perpustakaan yang ternyata sudah disediakan kasur. Sementara untuk relawan putra menginap di musola sekolah. Kami juga mempersiapkan atribut headpiece yang kami buat dari kertas koran dilengkapi dengan daun kertas sejumlah siswa, 215 orang. Cukup banyak juga ya siswa di sini.
Selesai sholat maghrib berjamaah, acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam yang disediakan oleh keluarga Pak Untung. Kami sampai tak percaya, ini masakan ala katering kondangan. Ada sate, gule, makaroni tempura, dan daging empal. Alhamdulillah, nikmat sekali makan bersama di teras dengan pemandangan gunung dan hutan di ujung sana. Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi sambutan dan keramahan keluarga Pak Untung. Saya juga bersyukur dipertemukan dengan keluarga rombel 6 yang baru hari ini bertemu namun segera akrab satu sama lain bagai saudara. Setelah perlengkapan untuk atribut selesai, kami pun berlatih senam pinguin untuk besok pagi. Untungnya Pak Isma membawa laptop dan LCD projector membuat kami semangat berlatih. Tak lama datang satu personil kami, Kak Adi Nera, fotografer paparazi rombel kami. Selesai senam, akhirnya kami bisa beristirahat. Di antara KI sebelumnya, malam itu saya tidur lebih cepat dan lebih nyenyak. Mungkin sudah mulai terbiasa dengan jam kritis H-1 Hari Inspirasi.
Doc. Kak Adi_nera_ |
Doc. Kak Adi_nera_ |
Doc. Kak Adi_nera_ Relawan dan bapak-ibu guru |
Setelah itu kami masuk ke kelas yang telah dipersiapkan. Kali ini saya kebagian kelas 4, 6 dan back up kelas 2. Murid di sekolah ini memang cukup banyak, 1 kelas saja ada yang 37. Seperti sebelumnya, untuk kelas 4 dan 6, saya selalu mengajak adik-adik untuk yel-yel dan bernyanyi terlebih dahulu, kemudian lanjut jalan-jalan keliling dunia via peta hehehe. Ketika saya mengeluarkan miniature menara Eiffel, topi baret, dan bendera, mereka serempak bilang : Paris!! Paris!! Ikonik sekali memang ya. Dari situ saya ajak mereka mengenal salah satu Negara di benua Eropa tersebut sambil tak lupa menunjukkan gambar tempat-tempat wisata, pegunungan salju dan juga orang-orangnya serta bahasa prancis umum untuk Selamat pagi (Bonjour) dan terima kasih (merci). Tak lupa saya juga menjelaskan tentang ikon (landmark) dan budaya Indonesia. Dan karena stock sticker saya masih banyak, saya bagi-bagikan kepada mereka. Senang sekali melihat mereka antusias seperti itu. Saya juga memperkenalkan pada mereka bahwa dari belajar bahasa, ada banyak profesi yang dapat mereka lakukan selain menjadi pengajar, seperti halnya penulis buku, penerjemah, dan pemandu wisata. Harapan saya semoga mereka tergerak untuk bercita-cita lebih luas dan lebih tinggi. Demikian juga saat masuk di kelas 2. Saya tidak bisa mengajarkan tentang peta pada mereka, saya ajak mereka bernyanyi dan menari poki-poki, lalu berkelompok untuk menggambar cita-cita mereka. Di kelas ini saya bertransformasi menjadi pelukis hihihi. Masih dengan baret merah yang selalu identik dengan pelukis, saya menggambar seorang pelukis di papan tulis. “Bu Anna, gambar dokter gimana? Gambar tentara gimana?” Wow! Akhirnya saya ajak lagi mereka menggambar orang dengan lagu lingkaran kecil-lingkaran kecil-lingkaran besar dst kemudian diberi pernak-pernik, seperti stetoskop, pistol dll. Sekilas, aktivitas menggambar memang tampak mudah, namun saat harus mengajari cara menggambar, di situlah keimanan dan kesabaran Anda diuji..huhuhu. Luar biasa saat saya harus lari ke sana-ke sini, ada yang minta pensil warna, ada yang minta selotip, ada yang tanya “Bu seperti ini? Bu saya warna ya?” Iya Nak..Iya…terserah kreasi kalian ya. Dalam hati saya berujar, “Terpujilah wahai Engkau Bapak Ibu Guru, terutama guru kelas 1 dan 2”
Doc. Kak Adi_nera_ Kelas 6 |
Doc. Kak Adi_nera_ kelas 4 |
doc : Kak Adi_nera |
doc : Kak Adi_nera . Karya Siswa |
doc : Kak Adi_nera. Ceria bersama |
doc : Kak Adi_nera. Menari bersama |
Doc : pribadi. Marching band |
Setelah bersalam-salaman dan berfoto bersama, Pak Untung menawari kami makan siang. Sangat syahdu makan siang bersama-sama, dibelai angin sepoi-sepoi kaki gunung, melihat pemandangan hijau di puncak gunung yang mulai dihiasi kabut tipis (sayangnya saya lupa menanyakan itu gunung apa). Kesederhanaan, sambutan yang hangat, keramahan, dan kebersamaan ini membuat saya akan merindukan moment satu hari berbagi, selamanya nggak bisa move on ini. Setelah ishoma, kami pun segera meluncur ke pendopo Balai desa Pondokrejo, berkumpul bersama kawan-kawan kami dari rombel lain untuk melaksanakan agenda terakhir : Refleksi. Kami berpisah dengan Pak Untung di Balai desa karena beliau mengantarkan kami yang kekurangan armada.
Sesampainya di lokasi, sudah ada beberapa relawan yang datang. Tampak kawan-kawan dari rombel 1 yang pakaiannya penuh lumpur dan sangat kelelahan menghadapi medan yang fenomenal itu. Saat refleksi masing-masing rombel harus menceritakan sedikit pengalaman dan pesan kesannya serta menampilkan yel-yel hebohnya. Hari sudah sore dan mendung, situasi sudah kacau dan para relawan sudah mulai tidak fokus karena mereka harus segera kembali pulang jika tidak ingin terjebak hujan deras. Akhirnya setelah penutupan, kami saling berpamitan, dan berharap semoga bisa bertemu kembali. Ada sedikit kehilangan meski hanya 2 hari bersama mereka, terutama rombel 6. Kami memang baru saja kenal, namun entah mengapa seperti sudah lama saja. Kekompakan dan kebersamaan itu, melewati kesulitan dan membuat cerita bersama dan menorehkan kenangan. Mungkin karena persamaan tujuan dan bisa dibilang kami berada dalam frekuensi yang sama dalam lingkaran positif bernama Kelas Inspirasi. Kami datang membawa sebuah misi, pulang membawa ratusan inspirasi, menambah relasi dan tentu saja tak lupa kami ucapkan beribu terima kasih untuk keluarga besar Kelas Inspirasi Jember 4. Terima kasih saudara-saudara rombel 6. Terima kasih SDN Curahtakir 6. Dan langit senja sore itu menjadi lukisan penutup hari inspirasi kami. Semoga senyuman kembali terlukis di wajahmu ketika mengingat hari ini. Semoga kita dipertemukan lagi, suatu hari nanti.
Salam Inspirasi
Jombang, awal Desember 02122016