Aku tersesat!
Kuakui aku benar - benar tersesat. Jauh ke dalam diriku. Egoku. Nampaknya aku terlalu angkuh untuk mengakui kesalahanku. Kepongahanku membuatku layak untuk disambar petir. Menandakan bahwa aku ini hanya butiran debu yang tak bermakna.
Aku perlu "ditampar" agar tersadar.
Aku perlu "disikat" agar ingat.
Aku butuh "frame" untuk membingkai dimensiku yang telah carut marut tak terkendali.
Aku tak peduli lagi siapa kau. Kau yang ada entah di belahan bumi mana. Mungkin jauh,,,,,mungkin juga hanya sejengkal dari tempatku kini duduk tersuruk.
Aku merasa ganjil. Keganjilan ini akan berakhir ketika kau datang untuk menggenapkannya.
Terkadang sebuah rasa bisa mengaburkan logika. Mungkin juga sebuah ego mengaburkan rasa. Tumpang tindih membekap mulutku dan akhirnya tak ada suara yang tersisa. Tak ada kata yang terucap. semua sirna, seperti fajar yang menghapuskan pekatnya malam. Aku bagai si bisu. diam melongo!
Mungkin aku sudah buta atau pura - pura buta. Ya, sekali lagi aku memang perlu dan pantas untuk ditampar. Bosan aku jatuh di tempat yang sama.
Tak bisa kupungkiri aku butuh frame itu untuk mengendalikan gelombang elektrik yang ada dalam tubuhku, yang tersimpan rapi lalu akan memercik jika tersulut.
Ada batu karang dalam diriku. Kuingin, kau jadi lautan yang akan mengabrasinya. Hingga hancur. Ya, runtuhkan aku dengan kesabaranmu.
picture from : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.free-photo-frames.com/images/pictures/photo_frame_3.jpg&imgrefurl=http://www.free-photo-frames.com/picture.php%3Fid%3D3%26name%3Dphoto%2Bframe%2B3&usg=__AO3vF-nTJ7O9iraOvrn3sOPaJwQ=&h=2600&w=2950&sz=1487&hl=id&start=15&zoom=1&tbnid=AtBECVsW6e71IM:&tbnh=132&tbnw=150&ei=__XTT-rlGMjOrQek8_z8Dw&itbs=1
10062012.
*ide setelah sarasehan dengan Putu Wijaya di Parade Budaya FIB.
No comments:
Post a Comment